GURU SANG PENUMBUH BANGSA

OLEH : HARIYADI EKO PRIATMONO
Mahasiswa STAIN Pontianak Jurusan Syariah
Meminjam bahasa yang digunakan oleh seorang motivator di dalam acara salah satu telivisi swasta, di mana ia mengatakan bahwa guru adalah sang penumbuh bangsa. Berkali-kali ia mengulang kalimatnya dan tentu saja bahasa yang digunakannya sangat memberikan motivasi bagi guru yang hadir diacara tersebut.
Dalam sebuah artikel tentang guru, dikatakan bahwa guru adalah profesi, guru professional adalah guru yang memiliki dedikasi tinggi dalam pendidikan, tanpa dedikasi tinggi maka proses belajar mengajar akan kacau. Dalam hadits nabi dikatakan yang artinya sebaik-baik manusia adalah yang paling besar memberikan mamfaat bagi orang lain. Bila membaca hadits nabi tersebut rasanya bahwa yang paling besar memberikan mamfaat bagi orang lain adalah guru. Seorang guru yang memberikan pengajaran dari yang tidak tahu hingga menjadi tahu.
Menurut Zhakiah Drajat (1992), pada dasarnya tidak sembarangan orang dapat menjadi guru atau dapat melakukan tugas guru, tetapi hanya orang-orang yang memenuhi persyaratan saja, di mana persyaratan itu adalah bertaqwa, berilmu, sehat jasmani, dan berkelakuan baik. Ketika seseorang telah terpenuhi kriterianya sebagai seoarang guru maka ia dapat dikatakan sebagai guru.
Adapun menurut Daoed Yoesoef (1980) bahwa guru mempunyai tiga tugas pokok diantaranya adalah tugas professional, tugas manusiawi, dan tugas kemasyarakatan. Adapun yang dimaksud dengan tugas profesional dari seorang guru adalah meneruskan atau transmisi ilmu pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang sejenis yang belum diketahui anak dan seharusnya diketahui oleh anak.
Tugas manusiawi adalah tugas-tugas membantu anak didik agar dapat memenuhi tugas-tugas utama dan manusia kelak sebaik-baiknya. Tugas-tugas manusiawi itu adalah transformasi diri, identifikasi diri sendiri dan pengertian tentang diri sendiri. Usaha membantu kearah ini seharusnya diberikan dalam rangka pengertian bahwa manusia hidup dalam satu organik dalam keseluruhan integralitasnya. Guru seharusnya dengan melalui pendidikan mampu menbantu anak didik untuk mengembangkan daya berpikir atau penalaran sedemikian rupa sehingga mampu untuk turut serta secara kreatif dalam proses transformasi kebudayaan ke arah keadaban demi memperbaiki hidupnya sendiri dan kehidupan seluruh masyarakat dimanapun ia hidup.
Sedangkan tugas kemasyarkatan merupakan kosenkuensi guru sebagai warga negara yang baik turut mengemban dan melaksanakan apa-apa yang telah digariskan oleh bangsa dan negara melalui UUD 1945 dan GBHN. Ketiga unsur itu dilaksanakan secara bersama-sama dalam kesatuan organis harmonis dan dinamis. Seorang guru tidak hanya mengajar di dalam kelas saja akan tetapi guru harus mampu menjadi motivator pembangunan tempat di mana ia bertempat tinggal.
Ketiga tugas ini bila dipandang dan dipahami maka guru harus memberikan nilai-nilai yang berbasis pengetahuan masa lalu, masa sekarang, dan masa yang akan datang. Pengetahuan yang guru berikan kepada anak didik harus mampu membuat anak didik berkomunikasi dengan sesamanya di dalam masyarakat, oleh karena anak didik ini tidak akan hidup mengasingkan diri. Jadi nilai yang diteruskan oleh guru atau tenaga kependidikan dalam rangka melaksanakan tugasnya, tugas profesional, tugas manusiawi, dan tugas kemasyarakatan, apabila diutarakan sekaligus merupakan pengetahuan, pilihan hidup dan praktek komunikasi.
Peran guru sebagai pendidik merupakan peran yang berkaitan dengan tugas-tugas memberi bantuan pembinaan yang berkaitan dengan mendisiplinkan anak, agar anak didik itu menjadi patuh terhadap aturan, baik aturan agama, negara, maupun aturan rumah tangga. Setiap anak mengharapkan guru mereka dapat menjadi contoh sehingga anak didik dapat belajar dari apa yang dilihatnya dari seorang guru. Bila baik prilaku seorang guru maka tentu akan menjadi contoh bagi anak didiknnya.
Bila kita melihat bahwa begitu beratnya tugas seorang guru, maka wajar dan pantaslah bahwa guru dikatakan sebagai penumbuh bangsa. Karena guru memiliki tanggung jawab yang begitu besar kepada generasi-genaris muda. Guru juga turut menentukan letak moral anak didiknya. Di mana dari seorang gurulah akan tercipta generasi-geneari yang memiliki prilaku yang baik, pintar, cerdas serta berahklak mulia.
Salah satu cerita yang dapat dijadikan contoh pengabdian guru adalah di film laskar pelangi, di mana kita dapat melihat begitu besar pengabdian seorang guru terhadap muridnya. Walaupun dengan fasilitas yang tidak memadai, jumlah murid yang sedikit, atap dan dinding sekolah bolong, namun tidak menjadi penghambat bagi seorang guru untuk memberikan pendidikan kapada muridnya. Karena pada dasarnya bahwa pendidikan itu bukan memandang fasilitas tapi bagaimana nilai-nilai kebaikan itu dapat di transformasikan kepada anak didik sehingga menjadi bekal dalam kehidupan.
“ Guru ibarat pahlawan tanpa tanda jasa”, karena tidak ada yang mampu membalas apa yang telah ia berikan kepada muridnya.. Bahkan bila dibandingkan dengan upah atau gaji yang ia dapat selama per bulan, tentu saja tidak seberapa apabila dibandingkan dengan pengabdiannya. Maka perlu bagi anak didik untuk selalu menghargai, menghormati, dan menyayangi gurunya. Sehingga apa yang guru harapkan kelak akan menjadi kenyataan. Bukan hanya mendidik anak itu menjadi pintar atau cerdas melainkan yang paling utama adalah bahwa anak didiknya memiliki ahklak dan moral perkerti yang baik.

Penulis; Ketua umum HMI komisariat Syariah Cab. Pontianak

0 komentar:

Posting Komentar