REFORMASI HUKUM

OLEH : HARIYADI EKO PRIATMONO
Ketua Umum HMI Komisariat Syariah Cabang Pontianak

Salah satu fungsi hukum adalah alat penyelesaian sengketa atau konflik, disamping fungsi yang lain sebagai alat pengendalian sosial dan alat rekayasa sosial . Pembicaraan tentang hukum barulah dimulai jika terjadi suatu konflik antara dua pihak yang kemudian diselesaikan dengan bantuan pihak ketiga. Dalam hal ini munculnya hukum berkaitan dengan suatu bentuk penyelesaian konflik yang bersifat netral dan tidak memihak. Bila kita melihat kenyataan yang terjadi di negeri ini, ternyata masih banyak kasus-kasus hukum yang melibatkan orang tertentu yang masih belum mampu diselesaikan oleh aparat penegak hukum.

Melihat kasus penegakan hukum yang terjadi di negeri ini, seakan-akan memberikan gambaran kecil kepada kita bahwa penegakan hukum yang selama ini dilakoni oleh aparat penegak hukum hanya berlaku kepada rakyat kecil. Hukum hanya berlaku bagi rakyat kecil, tentu saja sangat ini merugikan. Sedangkan dikalangan atas hukum seakan-akan mampu diperjual belikan. Tentu saja kita berharap dimoment reformasi hukum yang saat ini terus bergulir.

Pada dasarnya pelaksanaan hukum di Indonesia sering dilihat dalam kacamata yang berbeda oleh masyarakat. Hukum sebagai dewa penolong bagi mereka yang diuntungkan, dan hukum sebagai hantu bagi mereka yang dirugikan. Hukum yang seharusnya bersifat netral bagi setiap pencari keadilan atau bagi setiap pihak yang sedang mengalami konflik, seringkali bersifat diskriminatif, memihak kepada yang kuat dan berkuasa. Tentu saja ini dirasakan sangat merugikan kita yang secara status sebagai rakyat biasa. Salah satu kasus yang beberapa waktu lalu cukup hangat ditengah masyarakat adalah penyelewangan dana talangan sebesar Rp. 6,7 T untuk bank Century. Kasus ini sangat geger karena ini menyangkut uang negara.

Tentu dengan adanya tim pansus atau hak angket anggota dewan kita berharap bahwa pelaku penyelewengan dana talangan bank century dapat mempertangungjawabkan perbuatannya dihadapan hukum. Sebagai rakyat tentu kita berharap baik kepada aparat penegak hukum, pemerintah, maupun wakil rakyat mampu memberikan bukti dalam penyelesain kasus dana talangan bank Century, sehingga kasus itu tidak hilang begitu saja.

Sehingga hukum di negeri ini tidak hanya berlaku bagai rakyat jelata sedangakan yang berkuasa harus bahagia karena mampu memperjualbelikan hukum yang ada. Prioritas penegakan hukum Inkonsistensi penegakan hukum merupakan masalah penting yang harus segera ditangani. Namun apa yang sedang terjadi terhadap aparat penegak hukum kita saat ini. Bukankah dari hasil rapat paripurna tersebut terdapat rekomendasi anggota dewan yang menyatakan bahwa dari keputusan pemerintah untuk memberikan bantuan dana talangan kepada bank century itu ternyata bermasalah. Terlepas dari kepentingan politik setidaknya aparat penegak hukum harus tanggap terhadap apa yang menjadi rekomendasi anggota dewan. Namun apa yang terjadi kasus bank century seolah-olah hilang ditelan bumi. Tidak ada kejelasan terhadap penyelesaian kasus tersebut. Tentu saja ini membuat masyarakat bertanya-tanya, apakah yang sebenarnya terjadi dengan hukum dinegri ini.
Apakah ada diskriminasi dari penguasa ataukah memang tidak ada niat untuk mengusut tuntas kasus tersebut. Masalah hukum ini paling dirasakan oleh masyarakat dan membawa dampak yang sangat buruk bagi kehidupan bermasyarakat. Persepsi masyarakat yang buruk mengenai penegakan hukum, menggiring masyarakat pada pola kehidupan sosial yang tidak mempercayai hukum sebagai sarana penyelesaian konflik, dan cenderung menyelesaikan konflik dan permasalahan mereka di luar jalur. Cara ini membawa akibat buruk bagi masyarakat itu sendiri. Pemanfaatan inkonsistensi penegakan hukum oleh sekelompok orang demi kepentingannya sendiri, selalu berakibat merugikan pihak yang tidak mempunyai kemampuan yang setara. Akibatnya rasa ketidakadilan dan ketidakpuasan tumbuh subur di masyarakat Indonesia. Penegakan hukum yang konsisten harus terus diupayakan untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap penegakan hukum yang sangat dirindukan segenap rakyat Indonesia.

Ditengah buruknya penegakan hukum, bangsa ini dikejutkan dengan kesaksian mantan Kabakreskrim Susno Duaji. Yang menyatakan bahwa terdapat mekelar kasus yang bersemayam diinstansi pemrintah. Tentu saja ini perlu sebuah pembuktian, apakah memang benar terdapat makelar atau hanya sebagai pengalihan isu saja. Sehingga kasus-kasus besar seperti century akan terlupakan. Namun tentu saja sebagian orang mengatakan bahwa Susno Duaji adalah seorang pahlawan, dimana ditengah carut marut penegakan hukum ia datang untuk mengatakan mana yang hak dan nama yang bathil. Jadikan moment reformasi hukum ini sebagai langkah awal bagi pemerintah dan aparat penegak hukum baik POLRI, Kejaksaan, maupun KPK untuk memperbaiki hukum yang selama ini dirasakan belum adil. Sehingga dari niat baik itu, setidaknya dapat kembali menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap penegakan hukum. Sehingga tidak ada lagi kasus-kasus yang mengganntung dan tanpa ada kejelasan penyelesaian hukumnya. Tentu saja ketika hukum sudah benar-benar ditegakan, maka secara tidak langsung masyarakat akan kembali percayaan terhadapat penegakan hukum dinegeri ini.

GURU SANG PENUMBUH BANGSA

OLEH : HARIYADI EKO PRIATMONO
Mahasiswa STAIN Pontianak Jurusan Syariah
Meminjam bahasa yang digunakan oleh seorang motivator di dalam acara salah satu telivisi swasta, di mana ia mengatakan bahwa guru adalah sang penumbuh bangsa. Berkali-kali ia mengulang kalimatnya dan tentu saja bahasa yang digunakannya sangat memberikan motivasi bagi guru yang hadir diacara tersebut.
Dalam sebuah artikel tentang guru, dikatakan bahwa guru adalah profesi, guru professional adalah guru yang memiliki dedikasi tinggi dalam pendidikan, tanpa dedikasi tinggi maka proses belajar mengajar akan kacau. Dalam hadits nabi dikatakan yang artinya sebaik-baik manusia adalah yang paling besar memberikan mamfaat bagi orang lain. Bila membaca hadits nabi tersebut rasanya bahwa yang paling besar memberikan mamfaat bagi orang lain adalah guru. Seorang guru yang memberikan pengajaran dari yang tidak tahu hingga menjadi tahu.
Menurut Zhakiah Drajat (1992), pada dasarnya tidak sembarangan orang dapat menjadi guru atau dapat melakukan tugas guru, tetapi hanya orang-orang yang memenuhi persyaratan saja, di mana persyaratan itu adalah bertaqwa, berilmu, sehat jasmani, dan berkelakuan baik. Ketika seseorang telah terpenuhi kriterianya sebagai seoarang guru maka ia dapat dikatakan sebagai guru.
Adapun menurut Daoed Yoesoef (1980) bahwa guru mempunyai tiga tugas pokok diantaranya adalah tugas professional, tugas manusiawi, dan tugas kemasyarakatan. Adapun yang dimaksud dengan tugas profesional dari seorang guru adalah meneruskan atau transmisi ilmu pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang sejenis yang belum diketahui anak dan seharusnya diketahui oleh anak.
Tugas manusiawi adalah tugas-tugas membantu anak didik agar dapat memenuhi tugas-tugas utama dan manusia kelak sebaik-baiknya. Tugas-tugas manusiawi itu adalah transformasi diri, identifikasi diri sendiri dan pengertian tentang diri sendiri. Usaha membantu kearah ini seharusnya diberikan dalam rangka pengertian bahwa manusia hidup dalam satu organik dalam keseluruhan integralitasnya. Guru seharusnya dengan melalui pendidikan mampu menbantu anak didik untuk mengembangkan daya berpikir atau penalaran sedemikian rupa sehingga mampu untuk turut serta secara kreatif dalam proses transformasi kebudayaan ke arah keadaban demi memperbaiki hidupnya sendiri dan kehidupan seluruh masyarakat dimanapun ia hidup.
Sedangkan tugas kemasyarkatan merupakan kosenkuensi guru sebagai warga negara yang baik turut mengemban dan melaksanakan apa-apa yang telah digariskan oleh bangsa dan negara melalui UUD 1945 dan GBHN. Ketiga unsur itu dilaksanakan secara bersama-sama dalam kesatuan organis harmonis dan dinamis. Seorang guru tidak hanya mengajar di dalam kelas saja akan tetapi guru harus mampu menjadi motivator pembangunan tempat di mana ia bertempat tinggal.
Ketiga tugas ini bila dipandang dan dipahami maka guru harus memberikan nilai-nilai yang berbasis pengetahuan masa lalu, masa sekarang, dan masa yang akan datang. Pengetahuan yang guru berikan kepada anak didik harus mampu membuat anak didik berkomunikasi dengan sesamanya di dalam masyarakat, oleh karena anak didik ini tidak akan hidup mengasingkan diri. Jadi nilai yang diteruskan oleh guru atau tenaga kependidikan dalam rangka melaksanakan tugasnya, tugas profesional, tugas manusiawi, dan tugas kemasyarakatan, apabila diutarakan sekaligus merupakan pengetahuan, pilihan hidup dan praktek komunikasi.
Peran guru sebagai pendidik merupakan peran yang berkaitan dengan tugas-tugas memberi bantuan pembinaan yang berkaitan dengan mendisiplinkan anak, agar anak didik itu menjadi patuh terhadap aturan, baik aturan agama, negara, maupun aturan rumah tangga. Setiap anak mengharapkan guru mereka dapat menjadi contoh sehingga anak didik dapat belajar dari apa yang dilihatnya dari seorang guru. Bila baik prilaku seorang guru maka tentu akan menjadi contoh bagi anak didiknnya.
Bila kita melihat bahwa begitu beratnya tugas seorang guru, maka wajar dan pantaslah bahwa guru dikatakan sebagai penumbuh bangsa. Karena guru memiliki tanggung jawab yang begitu besar kepada generasi-genaris muda. Guru juga turut menentukan letak moral anak didiknya. Di mana dari seorang gurulah akan tercipta generasi-geneari yang memiliki prilaku yang baik, pintar, cerdas serta berahklak mulia.
Salah satu cerita yang dapat dijadikan contoh pengabdian guru adalah di film laskar pelangi, di mana kita dapat melihat begitu besar pengabdian seorang guru terhadap muridnya. Walaupun dengan fasilitas yang tidak memadai, jumlah murid yang sedikit, atap dan dinding sekolah bolong, namun tidak menjadi penghambat bagi seorang guru untuk memberikan pendidikan kapada muridnya. Karena pada dasarnya bahwa pendidikan itu bukan memandang fasilitas tapi bagaimana nilai-nilai kebaikan itu dapat di transformasikan kepada anak didik sehingga menjadi bekal dalam kehidupan.
“ Guru ibarat pahlawan tanpa tanda jasa”, karena tidak ada yang mampu membalas apa yang telah ia berikan kepada muridnya.. Bahkan bila dibandingkan dengan upah atau gaji yang ia dapat selama per bulan, tentu saja tidak seberapa apabila dibandingkan dengan pengabdiannya. Maka perlu bagi anak didik untuk selalu menghargai, menghormati, dan menyayangi gurunya. Sehingga apa yang guru harapkan kelak akan menjadi kenyataan. Bukan hanya mendidik anak itu menjadi pintar atau cerdas melainkan yang paling utama adalah bahwa anak didiknya memiliki ahklak dan moral perkerti yang baik.

Penulis; Ketua umum HMI komisariat Syariah Cab. Pontianak

DUKA DI PENGHUJUNG TAHUN

Oleh : Hariyadi Eko Priatmono
Sejarah memang tidak boleh dilupakan, karena sejarah adalah pelajaran yang paling berharga. Sejarah bencana alam yang terjadi di negeri tercinta ini pun tidak boleh dilupakan, karena Ia adalah bagian dari pelajaran kehidupan manusia untuk menjaga, melindungi, dan menghargai alam.
Enam tahun silam tepatnya pada 2004 akhir, bangsa kita dikejutkan dengan tragedi Tsunami yang menimpa saudara-saudara kita di Aceh. Ombak besar menghantam dan mengahncurkan apa saja yang ada dihadapannya, tidak terkecuali manusia. Tragedi itu meninggalkan luka yang dalam, banyak nyawa yang hilang, anak-anak menjadi yatim dan piatu. Ibu rumah tangga menjadi janda, kepala rumah tangga menjadi duda. Belum lugi kerusakan infrastruktur yang diakibatkan hantaman obak besar tersebut.
Kini di penghujung tahun 2010, bangsa tercinta ini kembali dilanda bencana alam yang begitu dahsyatnya. Kalimantan Barat Kapuas Hulu tepatnya dilanda Banjir besar, Jakarta di landa banjir serta diisukan akan tenggelam, banjir Bandang di Wasior Jaya Pura, Tsunami di Mentawai, dan yang sampai hari ini masih dirasakan saudara-saudara kita adalah tragedi gunung meletus di Klaten Jogyakarta.
Musibah atau bencana alam yang terjadi dan melanda bangsa ini, setidaknya harus memberikan pelajaran dan memiliki hikmah yang dalam betapa pentingnya arti kehidupan. Sedikit mencoba melihat kondisi alam yang semakin hari semakin memanas, dan memamasnya alam bukan tanpa sebab.
Lihat saja untuk banjir yang terus melanda bangsa ini, banjir yang melanda bangsa ini tentunya memiliki sebab. Alam yang pada hakikatnya sebagai fungsi penyeimbang kehidupan manusia, kini sedikit-demi sedikit telah mulai berubah fungsi. Hutan yang pada dasarnya sebagai penampungan air, kini telah berubah fungsi menjadi perkebunan kelapa sawit. Sebelumnya penulis memohon maaf, kalau bahasa yang digunakan menyinggung, dan penulis tidak bermaksud untuk menyalahkan karena ini bukan lagi saatnya untuk saling menyalahkan serta mencari siapa yang benar.
Namun harapan penulis, saat ini kita sebagai penjaga dan pelindung alam ini, harus mulai sadar, bahwa betapa pentingnya kita sebagai manusia untuk menjaga kesetabilan alam. Perubahan fungsi hutan serta penebangan pohon yang dilakukan tanpa berfikir panjang akan apa yang terjadi dimasa yang datang, mungkin saja ini menjadi salah satu penyebab dari bencana alam yang terjadi. Dan kesemua itu mungkin saja karena kerakusan manusia.
Penulis ingin kembali mencoba mengingatkan, saat ini, hari ini, detik ini. saatnya kita sebagai satu kesatuan yang terlahir di tanah ibu Pertiwi, ketika saudara-saudara kita sedang dilanda bencana, ketika saudara-saudara kita dilanda duka, dan ketika saudara-saudara kita meneteskan air mata. Maka kini saatnya kita untuk meringankan beban mereka. Tentunya banyak cara yang dapat kita lakukan untuk meringankan beban saudara-saudara kita..
Dalam bebera minggu, penulis melihat betapa semangatnya para relawan-relawan yang ada di seluruh pelosok bangsa ini. Bersemangat melakukan aksi penggalangan dana, baik yang dijalan-jalan, disekolah-sekolah bahkan ada yang melakukan penggalangan dana dengan mengadakan acara pentas amal. Kesemua itu pada dasarnya dilandaskan atas rasa memiliki, merasakan, dan rasa duka yang mendalam, atas nasib-nasib saudara-saudaranya yang tertimpa musibah.
Namun ada yang menarik ketika penulis mendengarkan berita bencana yang melanda bangsa ini. disalah satu media elektronik memberitakan, bahwa ketika bencana alam melanda saudara-saudara kita, ternyata masih ada sebagian pejabat yang tidak memiliki hati nurani. Ketika semua mata tertuju pada mereka yang dilanda bencana, masih ada pejabat yang malah asik melakukan perjalanan keluar kota. Pertanyaanya adalah apakah pejabat itu masih memiliki hati nurani ataukah mereka sudah membutakan mata dan menulikan telinganya, sehingga ketika sebagian rakyat bangsa ini berduka mereka malah asik berpesta.
Ketika sekian banyak bencana yang melanda bangsa ini, dan meninggalkan begitu banyak kerugian, baik nyawa maupun harta. Apakah para wakil rakyat yang dulunya memiliki rencana untuk membangun gedung dewan dengan anggaran yang mencapai 1,6 Triliun masih akan tetap direalisasikan. Lalu apakah ketika bencana dahsyat melanda bangsa ini, masihkah terlintas rencana-rencana para wakil rakyat yang akan melakukan studi banding ke luar negeri.
Seperti yang penulis katakan diatas, kini saatnya semua anak bangsa baik masyarakat biasa hinga masyarakat kelas atas, harus peka terhadap kehidupan sosial. Melepaskan kepentingan-kepentingan yang hanya menguntungkan kepantingan pribadi. Melepaskan semua kepentingan yang hanya menguntungkan sebagian orang, dengan satu tujuan memberikan perhatian lebih dan berharap dapat meringankan dan memulihkan kembali kondisi masyarakat dari ganasnya alam.
Walaupun kondisi itu tidak akan pernah kembali seperti sedia kala. Banyak hal yang dapat di lakukan untuk saudara-saudara kita. Mereka tidak hanya membutuh makanan, mereka tidak hanya membutuh uang, mereka tidak hanya membutuh pakaian. Kini mereka membutuhkan uluran tangan saudara-saudaranya. Mereka membutukan motivasi dan semangat sehingga setidaknya mereka sedikit demi sedikit akan melupakan musibah yang menimpanya. Dan tentunya mengembalikan kecerian anak-anak yang menjadi korban dari gunung meleteus tersebut. Duka mereka adalah duka kita bersama, dan tawa mereka adalah tawa kita bersama.
Semangatlah saudara-saudara ku, Tuhan tidak akan menguji umatnya diluar batas kemampuanya. Dan kini saatnya, kita harus mulai menghargai, menjaga dan melindungi alam. Karena betapa pentingnya alam sebagai penyeimbang kehidupan manusia. Dan mulai berfikir untuk melakukan perubahan atas nama rakyatnya.
Penulis; Ketua Umum Himpunan Mahasisawa Islam (HMI) Komisariat Syariah Cabang Pontianak.

DEGADRASI KINERJA WAKIL RAKYAT

Oleh : Hariyadi Eko Priatmono

Politikus, pemerintah, maupun mahasiswa dalam beberapa hari belakangan begitu hangat dibicarakan diberbagai media, baik elektronik maupun cetak mengenai kiprah serta tanggungjawabnya terhadap negara. Sedikitnya dua hal yang sedang hangat-hangatnya dibicarakan mengenai peran, yakni terkait konflik Indonesia-Malaysia, dan rencana perehapan gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia yang menelan anggaran mencapai 1,6 triliun rupiah.

Semua kalangan tertuju pada pembicaraan tersebut. Dalam hal konflik Indonesia-Malaysia misalnya, Presiden RI, Susilo Bambang Yudiyono telah mengeluarkan pernyataan kenegaraan bahwa indonesia akan melakukan jalur diplomasi dalam penyelesaian masalah tersebut. Tentu saja jalur diplomasi yang dipilih diharapkan dapat menyelesaikan konflik negera serumpun tersebut. Hingga pada akhirnya konflik yang sering terjadi tidak terulang kembali.

Persoalan lain yang juga menuai pro dan kontra adalah rencana renovasi gedung DPR RI yang menelan anggaran sekitar 1,6 triliun rupiah. Tentu saja hal ini membuat komentar miring tentang wakil rakyat yang kinerjanya dinilai masih sangat jauh dari maksimal tetapi terus menginginkan kemewahan fasilitas. Meski demikian, tulisan ini akan lebih banyak membahas persoalan bagaimana peran wakil rakyat yang belum maksimal tersebut. Hemat penulis, pembahasan penting adalah flash back pada hakikat keberadaan kelembagaan tersebut.

James D. Money (1938), menjelaskan dalam bukunya bahwa organisasi merupakan bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai suatu tujuan bersama. Sedangkan Ralp Currier Davis (1951), lebih senang mendefinisikannya sebagai suatu kelompok dan orang-orang yang sedang bekerja ke arah tujuan bersama di bawah kepemimpinan.

Di Indonesia, DPR merupakan lembaga legislatif. UUD 1945 mengatur dalam pasal 20 (1) menyebutkan bahwa DPR memegang kekuasaan untuk membentuk undang-undang. Di pasal lain disebutkan tentang fungsi, wewenang dan hak DPR yang memiliki fungsi legislasi, anggaran, dan pengawasan. Karena itu, wakil rakyat sebagai perpanjangan tanggan rakyat, semestinya memperjuangkan kesejahteraan rakyatnya serta mengabaikan kepentingan pribadi maupun kepentingan partai politik, hingga harapan masyarakat yang terletak ditangan meraka dapat segera tereaslisasikan.

Harapan terbesar kepada mereka adalah kesejahtraan masyarakat, baik ekonomi, pendidikan, pembanguna, dan sebagainya. Namun, sejak dibentuknya DPR pada 8 Maret 1965 hingga sekarang persentase yang berhasil mengalami perubahan masih sedikit. Dari data Lembaga Ilmu Pengetahuan (LIPI) untuk tahun 2009, diketahui angka pengangguran naik menjadi 9 % dari angka pengangguran tahun 2008 sebesar 8,5 %. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pengangguran pada Februari 2008 telah tercatat sebesar 9,34 juta orang. Sementara jumlah angkatan kerja di Indonesia pada Februari 2008 mencapai 111, 48 juta orang. Dan jumlah penduduk yang bekerja pada Februari 2008 sebanyak 102, 05 juta orang.

Ini merupakan sebagian kecil potret persoalan yang dihadapi pemerintah, karena masih banyak lagi persoalan yang tentunya menjadi pekerjaan rumah pemerintah baik eksekutif maupun legislatif seperti, pendidikan dan kesehatan. Rasanya, tidak berlebihan jika kita mencoba memberikan kritik dan saran kepada mereka. Ada kesenjangan antara harapan dan kenyataan yang seharusnya tidak mesti terjadi.

Rencana merenovasi gedung tersebut yang dulunya ruang dewan memiliki luas 64 m², meliputi 1 anggota dewan, 2 staf ahli, dan 1 staf asisten pribadi akan berubah dengan penambahan fasilitas berupa ruang rapat kecil, kamar istirahat, kamar mandi/WC, dan ruang tamu.

Kebutuhan baru tersebut, perhitungannya untuk ruang masing-masing anggota dewan menjadi 7 orang, meliputi 1 anggota dewan, 1 staf ahli, dan 1 asisten pribadi selus ± 120 m². Dan perhitungan luas total bangunan berubah dari 120.000 m² menjadi sekitar 161.000 m². Rasanya renacana renovasi gedung itu terlalu berlebihan. Dikarenakan masih banyak persoalan bangsa yang membutuhkan anggaran lebih besar terutama dalam membangun kualitas dari pada sekedar pembenahan fisik gedung parlemen yang megah tetapi sedikit manfaat.

Bila saja rencana renovasi gedung DPR yang menelan dana benar-benar terealisasikan, tentunya masyarakat akan lebih banyak berharap bahwa kinerja DPR dapat lebih baik. Namun pada kenyataanya, dengan fasilitas yang dimiliki seperti gaji 40 juta rupiah/bulan, kendaraan dinas, serta faslitas lain yang didapat, tidak berpengaruh terahadap kinerja mereka. Hal ini lah yang pada dasarnya membuat masyarakat menilai bahwa DPR saat ini lebih mementingkan kepentingan mereka ketimbang kepentingan rakyat.

Kepentingan rakyat tidaklah lain meliputi pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan sebagainya. Untuk pendidikan misalnya sudah diterangkan dalam UU No. 20/ 2003 , tentang sistem pendidikan nasional dimana, pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Dengan dana 1,6 triliun rupiah yang direncanakan untuk merenovasi gedung DPR, bila dialokasikan untuk pendidikan. Penulis meyakini bahwa persolaan pendidikan yang masih belum dirasakan sebagian masyarakat akan segera teratasi. Untuk itu sebagai warga negara yang baik, tentunya kita berharap wakil rakyat harus lebih peka terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi bangsa. Sehingga apa yang menjadi harapan masyarakat dapat menjadi kenyataan. Amin



Penulis: Kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cab. Pontianak

SERUMPUN TAPI TAK SEHATI

OLEH: HARIYADI EKO PRIATMONO
KADER HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI) CAB. PONTIANAK

Damai adalah kata yang merupakan harapan dan impian semua orang. Bukan hanya kata akan tetapi Nuansa damai yang mewarnai kehidupan tentu saja sangat dibutuhkan demi mewujudkan kehidupan yang lebih baik. oleh karena itu banyak orang yang selalu berusaha dan berupaya untuk menjalani kehidupan yang penuh dengan kedamaian. Bila saja kita merenungkan dan memahami makna yang terkandung didalam kata damai sudah tentu makna yang akan didapat adalah kehidupan yang tentram tanpa ada keributan, tanpa ketegangan dan perselisahan. Semua itu tidak musthil terjadi apabila semua orang saling mengerti, menghargai dan dapat menerima perbedaan.
Namun kata damai akan menjadi “hancur” bila saja sebagian orang hanya bisa mempertahankan egoisme demi kepentingan pribadi dan kelompok, sehingga kata damai yang begitu indah dapat berubah menjadi buruk dikarenakan prilaku yang tidak baik. Berapa bulan yang lalu kita di kejutkan dengan tragedi kapal mavia yang membawa relawan-relawan kemanusian. Ditengah perjalanan para relawan yang membawa bantuan untuk warga Gaza di Palestina dihadang oleh militer Israel, yang berusaha memukul mundur para relawan kemanusia tersebut.
Perang yang terus berkecamuk di negara tersebut merupakan pelajaran yang paling berharga bagi kita warga negara indonesia khususnya. Dimana perang yang terjadi sudah begitu banyak memakan korban jiwa baik dikalangan militer maupun dikalangan masyarakat sipil. Apakah perang yang selama ini dilakukan atas nama “perdamaian” ataukah atas nama kekuasaan. Lihat saja berapa banyak nyawa-nyawa yang tidak berdoasa harus hilang, berapa banyak uang yang harus keluar untuk pembiayaan perang, berapa banyak perempuan menjadi janda, dan anak-anak menjadi yatim piatu akibat perang yang terjadi dinegara mereka. Mengutip kata-kata bijak Eleanor Roosevelt ibu negara AS (1933-1945) ia mangatakan “ Saya tidak yakin perang adalah solusi terbaik. Tak seorangpun menang dalam perang terakhir dan dan tak seorang pun menang dalam perang selanjutnya”.
Apakah perang atas nama “Perdaiaman”segolongan orang atau kelompok harus mengorbankan begitu banyak nyawa. Tentu saja tidak dan perang harus segera dihentikan, karena sudah memakan begitu banyak korban jiwa. Bukankah kehidupan ini akan lebih indah bila saja semua umat manusia yang ada dimuka bumi ini saling bergandengan tangan. Rasanya hanya angan-angan dan mimpi belaka, namun bila saja angan-angan dan mimpi ini terus diperjuangkan maka bisa saja perdamaian bukan hanya mimpi dan angan-angan melainkan akan menjadi kenyataan.
Sungguh tragis dimana senjata tangan kosong para relawan harus berhadapan dengan senjata api. Terlepas dari persoalan konflik yang terjadi antara pihak Israel dan Palestina, yang harus ditanamkan dibenak kita hari ini dan untuk seterusnya adalah bagaimana kita mampu menanamkan rasa perdamaian kepada anak cucu kita sehingga mereka dapat menjalankan kehidupan yang harmonis tanpa ada perselisihan yang harus memakan korban jiwa.
Nampaknya hawa panas yang melanda dua negra di dunia yaitu Israel dan Palestina telah menyebrang ke Asia. Dua negara tetangga yaitu Indonesia dan Malaysia baru-baru ini dilanda keteganggan. Ketegangan kedua negara mulai terjadi diawali dengan penangkapan warga negara indonesia yang diklaim pemerintah malaysia masuk perbatasan laut mereka. Sehingga ketiga warga Indonesia yang bertugas harus menjadi tahanan negara tetangga. Namun ketiga warga negera Indonesia akhirnya dapat dibebaskan dengan sistem tugar guling alias dengan pelepasan nelayan Malaysia yang ditahan pemerintah Indonesia.
Dampak dari penangkapan warga indonesia tersebut sungguh jelas terasa, sebagian masyarakat merasa bahwa Indonesia begitu lemah sehingga mudah dilecehkan negara tetangga. Apabila kita kembali mengulang sejarah konflik yang terjadi, ini bukan kali pertamanya ketegangan kedua negara tetangga yang konon katanya serumpun terjadi, pengakuan budaya, tradisi, makanan Indonesia yang diklaim Malaysia sebagai milik mereka pernah terjadi dan semua itu membuat kondisi kedua negara serumpun ini seringkali memanas, dan hingga akhirnya aksi demonstrasi anak bangsa terjadi dimana-mana dengan harapan pemerintah Indonesia harus mengambil sikap atas tindakan yang dilakukan negara tetangga tersebut (Baca: Malaysia).
Untuk menyelesaikan ketegangan kedua negara yang serumpun ini perlu dengan kehati-hatian. Pasalnya bila pemerintah mengikuti ambisi dan egoisme perang bisa saja terjadi. Apabila perang terjadi tentunya akan ada yang menjadi korban. Seperti yang dikatakan Eleanor Roosevelt bahwa dalam perang bukanlah solusi terbaik, tidak ada yang menang dalam perang terakhir dan tidak ada yang menang dalam perang selanjutnya. Maka dari itu perlu langkah baru dalam penyelesaian ketegangan kedua negara serumpun dan bertetanga ini, dengan mediasi dan negosiasi adalah salah satu cara alternatif yang digunakan pemerintah untuk mengurangi bahkan menyelesaikan ketegangan kedua belah pihak. Karena dengan media tersebut kedua belah pihak akan sama-sama mengetahui sebenarnya apakah yang menjadi sumber dari konflik kedua negara serumpun ini. dan Indonesia juga cukup berpengalaman dalam hal menyelesaiakn konfilk dengan media mediasi, terbukti konflik yang melanda Aceh dapat diselesiakan dengan media tersebut.
.“Bangsa yang besar dan beradab tidak boleh mengulangi kesalahan serupa secara berulang-ulang, kalau hendak menghindar untuk tidak diingat dan dipelajari oleh genarasi mendatang sebagai pendahulu yang kurang beradab”, ( Eka Hendry ). Tentu saja warisan yang buruk tidak akan menjadi suatu kebanggaan, banggalah apabila warisan yang ditinggalkan merupakan suatu yang bermamfaat dan dapat berdampak baik bagi kehidupan. Semoga ketegangan kedua negera serumpun ini dapat diatasi dengan kepala dingin, dan semoga perang yang didengunkan sebagian orang tidaklah menjadi kenyataan karena perang bukanlah cara yang baik dalam penyelesian permasalahan yang sedang dihadapai negara tetangga yang serumpun ini.

“ Jalani Kehidupan di tengah kota metropolitan”

Oleh : Hariyadi Eko. P

hari ini ku tak tahu harus menidurkan kemana badan ini. Kehidupan yang penuh dengan liku-liku telah di jalani selama kurang lebih 2 tahun. Pontianak adalah kota di mana tempat ku melanjutkan pendidikan.. juli adalah bulan-bulan awal bagi ku menginjakan kaki disisi. Mencoba dan berusaha menjadi orang yang mandiri, membuat ku harus belajar mencari tempat-tempat kost gratis. Bukan karena orang tua tak mampu namun kemauan dan merasa malu terhadap mereka membuat ku membaranikan diri.

Sungai raya dalam, komplek Bumi Batara blok b nomor 48 adalah rumah pertama yang menjadi kediaman ku. Pemilik rumah adalah teman orang tua ku. Di rumah yang gratis ini aku harus menajdi orang yang pandai, pandai menghargai apa yang telah orang berikan dan harus pandai bertanggung jawab terhadap amanah. Dari rumah yang sederhana ini ku temukan teman pertama, Mas Bowo, tak terlalu tinggi namun kumis yang hitam pekat mewarnai atas bibirnya memberikan kesan yang begitu sangar. Tegur sapa ku awali, dank u beranikan diri untuk bersilahturahmi di rumahnya. Kumis yang tebal ternyata tak memberikan gambaran sifat seseorang. Ya …..Mas bowo ternyata memilki watak yang dermawa.

Hanya beberapa hari aku berkenalan denganya, ia pun menjadi teman yang begitu baik. Kopi, makanan sudah menjadi kebiasaan bila aku bertamu ddi rumahnya. Rokok adalah hobi kami berdua sehingga suasana perbincangan di kala berkunjung ke rumah beliau menjadi asik. Teman ke dua adalah Bang. Adi tetangga samping rumah itu memiliki bandan yang besar dan tinggi dan tak lupa kumis yang melekat di bibir Mas. Bowo ternyata ada padanya. Namun lagi-lagi prediksi ku salah. Bang. Adi yang begitu sangar wajahnya ternyata memiliki hati yang lembut, ya……..lembut bak mentega.

Selama kurang lebuh satu tahun berada di sana banyak sekali cerita-cerita yang berkesan dan memebrikan pengalaman hidup. Mas. Bowo, orang yang sudah ku anggap sebagai orang tua, saudara, sahabat banyak sekali memberikan petuah-petuah hidup. Setiap kali kami berdiskusi maka begitu juga petuah itu keluar. Satu petuah yang kini ia katakan kepada ku “hidup merantau harus lah menjadi ayam betina dan jangan pernah menjadi ayam jantan”. Ayam betina akan selalu tunduk di mana pun ia berada, selalu mengalah dan menghormati orang lain. Namun si ayam jantan aku selalu membusungkan dadanya di manapun ia berada, sehingga ia menganggap dirinya adalah sang penguasa.

Secangkir kopi dan sebungkus rokok pasti menemani kami, begitu pula denga petuah-petuahnya. Namun kebahagian itu kini telah hilang dan hanya menjadi kenangan. Selesai ujian semester 3 aku pun menghadapi liburan, waktu liburan biasanya ku mamfaatkan untuk pulang kampung. Hari itu tak ada pirasat atau pertanda apaun. Ku berpamitan kepada beliau. Dengan sepeda motor vega dan tas yang berisikan pakaian aku pun berangkat pulan. Seminggu berada di kampung halaman ternyata memberikan kebagian, bertemu orang tua dan saudara. Namun semua itu menjadi sirna ketika handpone ku berbunyi. Seorang teman serumah memberikan kambar yang mengejutkan dan menyayat hati. Teman ku berkata “Innalilah” aku terkejut dan bertanya, Siape yang meninggal Al.? teman ku menjawab kalau Mas Bowo telah pergi jauh untuk selamanya. Namun kabar itu tak lantas membuat ku percaya. Ku hubungi Bang. Adi tetangga sebelah akan kebenaran kabar yang ku dapat. Ternyata benar teman baik yang telah ku anggap sebagai orang tua, sauadara dan sahabat telah tiada.

Hati telah tersayat. Seorang teman yang selalu menyuguhkan kopi, makanan dan sebungkus rokok itu telah pergi. Pakaian ku kemas, dengan modal seratus ribu dan motor Vega aku pun melaju dengan cepat. 3 jam perjalanan dari ngabang menuju pontianak adalah waktu yang sangat cepat. Di gerbang kompleks tertanam sebatang kayu yang terdapat kain kuning. Dari kejauhan ku lihat begitu ramai warga-warga yang berkerumunan, yang memberikan pertanda di rumah sana sedang berduka. Semakin dekat dan semakin dekat tubuh ku. Ku lihat pandangan mata warga yang begitu merah. Bang. Adi orang pertama yang ku temui dan ia pun langsung mengajak ku melihat jasad sang teman untuk terakhir kalinya.

Sosok yang begitu tegap, kumis yang tumbuh di atas bibir kini telah kaku tak berdaya. Mata yang selalu memandang kini telah terpejam. Dan orang yang selalu memberikan petuah kini telah hilang. Tak mampu mata ini melihat kenyataan, aku pun keluar. Ku temui seorang ibu yang juga baik kepada ku. Kekesalan ternyata menyelimuti nya. Dan ia berkata sebelum Mas. Bowo meninggal ia selalu mencari ku. Ya mencari ku untuk membantunya mengangkat pasir. Kawan rumah yang baru saja ia renovasi untuk menyambut bulan suci ramdhan kini ia tinggalkan. Seorang istri yang begitu setia kini harus menjanda. Banyak sekali pengalaman dan pelajaran yang ku dapatkan beliau dan kini akan menjadi pelajaran yang begitu berharga bagi ku.

Kini aku harus hidup dengan nuansa baru, tak ada teman sekopi dan sebungkus rokok bahkan tak ada petuah-petuah yang ku dapatkan dan semua itu membuat ku menjadi gelisah untuk tinggal di rumah. Setelah beberapa hari aku pun kembali pulang ke kampung halaman untuk menyambut bulan Rahmdahan. Hari demi hari ku jalani hingga masa lebaran pun tiba dan tak lama lagi aku akan kembali. Kembali di rumah membuat aku terkenang masa-masa bersama beliau. Untuk melupakan itu ku cari kesibukan-kesibukan. Selain mencari kesibukan tentu saja kesibukan itu akan menambah uang jajan. Lofer Koran yang di tawarkan seorang teman menjadi pekerjaan pertama ku selama berada di pontianak. Lampu merah simpang POLDA KALBAR adalah tempat mangkal atau lokasi ku berjualan. Tribun pontianak Koran yang ku jual, hanya dengan harga seribu rupiah memberikan penghasilan yang cukup lumayan.

Hamir 8 bulan sudah kujalani profesi itu. Berpanas-panasan, kehujanan, belum lagi konsumen yang melihat pekerjaan ini bak pencuru memberikan kesan yang begitu indah. Hari itu tak ada sepeser pun uang yang hinggap di saku. Mau tidak mau aku harus mengambil korang tak seperti biasa. 145 exampler Koran yang harus ku jual dan dengan keyakinan aku pun mulai beraksi. Namun cuaca ternyata tak bersahabat, pagi pukul enam awan telah memberikan pertanda akan turun hujan. Benar saja desiran air dari atas telah jatuh membasahi bumi. Namun semua itu tak membuat ku gentar. Plastic besar menjadi pelindung korang, helm standar menjadi pahlawan sang pengelana yang di landa kekeringan uang.

Mulai pukul enam hingga setengah tingga sore aku harus berjualan korang yang di temani sang hujan. Hujan yang tak kunjung berhenti ternyata memberikan banyak rejeki. 145 korang kurang lebih berharian berjualan habis terjual Rp.50.000 kurang lebih yang ku dapatkan. Dengan uang sebanyak itu cukup untuk membeli makanan dan cemilan. Begitu banyak pelajaran yang ku dapatkan menjadi lofer korang yang berawal dari mencari kesibukan hanya untuk melupakan kenangan bersama seorang sahabat. Sahabat aku kini hanya bias berkata, semoga engkau tenang di alam sana. Pindah rumah menjadi pilihan ku, rumah yang begitu “sumpek” menjadikan diri ku gelisah. Kota baru Gg karya 3 rumah kontrakan yang di huni keluarga deri menjadi tempat kedua untuk ku beristirahat. Keluarga yang begitu baik itu menerima ku untuk tinggal bersamanya. Selama tinggal di sana aku masih menjadi loper Koran, namun aku telah membuka usaha kecil-kecilan. Warung kopi yang berisikan makanan ala “barat” menjadi menu handalan kami. Berawal dari diskusi kecil di kampus ide itu muncul. Ilyas, Maniri, Indra dan aku adalah orang-orang yang memiliki seidikit persamaan prinsip.

Tak selamanya kita haru berpatokan kepada orang tua dan tak selamanya kita harus menyusahkan mereka, membuat kami termotivasi untuk membuka usaha. Singkat cerita di jalan Vetran kami menyewa tempat untuk membuka usaha itu. Dengan harga sewa 2o ribu perhari kami pun memberanikan diri. Hari pertama membuka usaha ada cerita yang lucu bagi ku. Ya……..lina seorang wanita yang pernah mengisi kehidupan ku harus menjadi sasaran empuk kebohongan. Slamatan membuka usaha baru itu bahasa yang ku gunakan, sehingga Ia mau menemani hari-hari pertama menjadi sang pengusaha kakap. Warung yang sederhana itu cukup membantu kami ber empat, walaupun penghasilan yang serba kecukupun tapi semangat kawan-kawan tak pernah luntur, walaupun badai cobaan selalu mengahadang. Makan sebungkus nasi untuk empat orang selalu menghiasi malam setelah tutup. Keemapt tangan bak cakar ayam menjadi alat untuk melahap. Tak perduli tangan apa dan bekas apa karena hasrat lapar semua itu menjadi nikmat, hahaha….nikmat dan nikmat tanpa ada yang merasa geli.

Loper Koran dan membuka usaha ternyata tak membuat ku lega dengan kemandirian. Menjadi salaes air kotak, menggunakan sepeda motor di hiasi keranjang yang terbuat dari rotang dan berisiskan beberapa air mineral aku pun mengelilingi kota pontianak. Rasa malu, tak pernah ku hiraukan. Yang terpikir aku harus menjadi orang yang mandiri. Usai kuliah adalah waktu aku memulai pekerjaan, di saat sebagian orang menikmati tidur siang aku menjadi sang pengelana. Hari demi hari ku jalani beberapa aktivitas sehingga membuat tubuh ku jatuh. Batuk darah dan demam adalah tersangka yang membuat ku meninggalkan pekerjaan sales . Hanya beberapa bulan bekerja aku pun harus mengakui bahwa aku tak mampu lagi dengan kesibukan-kesibukan yang begitu berat, sehingga satu persatu pekerjaan ku tinggalkan. Lover Koran, sales kini hanya menjadi kenangan. Kini yang ku harapkan usaha yang di rintis bersama ke tiga sahabat akan tetap exsis dan akan memberikan penghasilan.Kawan selama 2 tahun aku tinggal berpindah-pindah. Dari rumah ke rumah, kost teman dan kampus menjadi tempat peristirahatan ku. Bukan karena tak mampu namun sifat ku yang tak biasa tetap membuat aku harus seperti ini. Menjadi sang pengelana yang selalu mencari pelajaran hidup di tengah hangar binger kehidupan kota.

“ Sahabat adalah orang yang selalu menerima kekuarang dan selalu mendukung apa yang kita cita-citakan, seorang sahabat tak akan pernah rela melihat kesengsaraan sahabat yang lain”

Sahabat

Oleh : Hariyadi Eko. P
Sahabat engkau adalah orang yang begitu dekat. Di kala suka dan duka engkau selalu ada. Sahabat engkau adalah titisan tuhan yang mencoba memberikan nasihat di kala aku berbuat dusta. Engkau selalu memberikan motivasi ketika aku melakukan suatu kebaikan. Sahabat tak akan pernah rela ketika melihat sahabatnya harus tersiksa dengan penderitaan dan berlumur dengan kesalahan.
Ketika aku hidup di dalam penderitaan engkau mmebrikan kesejukan, ketika aku melakukan kesalahan engkau lah orang yang pertama menegur. Teringat ketika kita masih berkumpul bersama di sekolah, tertawa, bercanda, bahkan berkelahi engkau selalu ada di sampingku. Engkau memberikan warna-warna kehidupan yang begitu berarti. Selama kurang lebih 3 tahun perjalanan kita di bangku Madrasah Aliyah banyak sekali pengalaman yang kita dapatkan.
Dari romantikan perasaan, belajar bersama, bahkan membangkan demi sebuah perjuangan telah kita lewati. Aku teringat sahabat ketika kau harus di paksa untuk mengatakan cinta kepadanya, tubuh ini menggigil bagaikan orang yang sedang sakit. Namun berkat semangat yang di berikan mu Aku mampu mengalahkan rasa takut. Ketakutan lah yang membunuh keberanian ku.
Sahabat ingatkah ketika kita berada di dalam kelas. Ya…….di kelas 2 & 3 Ipa itu banyak sekali kisah-kisah kita yang masih dapat kita kenang, Randi dengan gaya yang gaul, Amir dengan sifat yang begitu dewasa, Iwan yang mukanya selalu merah saat di ejek, dan Rio yang wajah nya paling tampan di antara kita, memberikan ciri khas kita berlima, sedangkan aku yang memiliki tubuh gendut dan sahabat yang tak bias u ungkapkan satu persatu.
sahabat ingatkah engkau ketika kita sama-sama berjuang, melakuka aksi damai demi memperjuangkan hak-hak kawan yang tertindas, kita harus mersakan pahitnya wahaj sang guru, kita harus mersakan nilai yang begitu jelek di kelas hanya karena perjuangan. Namun dari semua perjalanan itu aku yakin akan memberikan kita pelajaran dan pengalamana yang begitu berharga sehingga engkau semua tidak akan pernah melupakan.
Sahabat taukah engkau apa yang ada di dalam hati dan pikiran ku ini. Andai saja waktu dapat ku putar kembali, kau ingin cerita kita dapat terulang. Aku sunggu merindukan engkau, canda tawa, perkelahian, dan apapun yang pernah kita lakukan di sekolah dulu menajdi kerinduan hati bagiku. Namun aku sadar itu hanya khayalan namun aku selalu berharap entak kapan dan mungkin suatu saat kita semua dapar berkumpul kembali. Melihat wajah-wajah yang sedikit demi sedikit mulai berubah.
Aku yakin engkau akan merindukan moment-moment yang pernah kita lakoni di sekolah dulu. Ya………..untuk mu para sahabat yang tak ku persebutkan satu persatu aku hanya ingin menyampaikan…..teruskan perjuangan hidup mu..perjalanan kita masih panjang, keberhasilan dan kesuksesan kita tinggal di depan mata. Di dalam organisasi ku sering di katakana Yakin Usaha Sampai……..apaun yang kita lakukan selama itu positif pasti akan membuahkan hasil yang baik. Di bulan nan suci ini ijninkan sahabatmu ini memohon maaf, semoga di bulan nan suci ini kita mampu menjadi hamba Allah yang bertaqwa……………” Sahabat adalah kunci untuk mencapai keberhasilan”. Sahabat akan membawaku keliling dunia………..

“Bangga kah kita”

Bangga ketika menyemat title mahasiswa. Selesai dari bangku sekolah banyak dari kita yang berebut-rebut, berlomba-lomaba untuk mengikuti seleksi penerimaan mahasiswa baru di berbagai perguruan tinggi yang ada. Dengan modal izajah yang di miliki dan keinginan yang besar kita pun mulai mencari perguruan tinggi yang kelak akan menjadi tempat kita menepa ilmu. Di dorong oleh faktor keluarga dan lingkungan maka niat yang kita miliki akhirnya tercapai.
Namun sadarkah kita ketika kita sudah menjadi dan menyemat title sebagai mahasiswa maka beban yang akan di pikul di pundak ini begitu berat. Tuntun orang tua, keluarga yang ingin kita menjadi mahsiswa yang berhasil seolah –olah kan memlupakan peran dan fungis kita sebagai mahasiswa, sehingga tidak jarang kita melihat dan mendapatkan mahasiswa yang meiliki sifat apatis, hedeonis dan prakmatis di karenakan dorongan dan tekanan lingkunagan. Perlu rekan-rekan ketahui mahasiswa memiliki tiga peran fungsi selain harus belajar atau mengkuti aktifitas kuliah di antaranya mahsiwa adalah Agen of Change, Agen of Countrol dan Moral force.
Di mana di tangan mahasiswa dan di pundak mahasisawa tersimpan amanah yang begitu besar untuk Negara ini. Mampu kah kita mnenjadi mahasiswa yang mampu memberi damapak atau efek bagi lingkungan sekitar kita. Ketika kita menjadi mahasiwa maka kita bukan hanya akan menjadi seseorang yang membeli status baru di tengah masyarakat. Yang ketika kita menyemat sebagai mahasiswa maka kita berjalan dengan membusungkan dada dan mengangkat kepala seakan-akan bangga dengan status yang telah berubah,
Kehadiran kita di dunia perkuliahan akan membuat orang semakin bangga namun mampukah kita dengan kebanggaan yang di miliki membawa perubahan bagi diri kita dan orang lain. Kalau saja sifat apatis, hedeonis dan prakmatis masih melekat pada pikiran kita. Maka dari itu mulai saat ini kita harus mulai merubah pola pikir yang memberikan dampak yang kurang baik. Karena kelak kita akan kembali di tengah masyarakat dengan membawa title yang telah kita raih. Kampus adalah wadah bagi kita untuk mendidik prilaku, menajdikan kita sebagai orang yang dapat bermamfaat dan berguna bagi orang lain.
Fasilitas yang terdapat di dalam kampus akan memberikan dan membagi pengalaman bagi anda yang kini dan ingin merubah prilaku san sikap. Menjadi mahasiwa begitu indah namun lebih indah lagi jika kehadiran kita lebih berguna mengutip perkataan orang bijak “ jadikan kehadiran kita memberikan beban pada sebuah timbangan jangan jadikan kehadiran kita hanya sebagai angin lalu sehingga tidak memberikan perubahan pada timbangan itu” semoga tulisan ini mampu memberikan motivasi bagi rekan-rekan sehingga kita tidak hanya menjadi mahasiwa 3 D 1 P, yaitu dating, duduk, diam dan pulang. Tanpa mampu memberikan kontribusi yang lebih bagi diri sendiri dan orang lain.
* Hariyadi Eko. P ( Adong ) *

Manusia yang Memanusiakan

Oleh : Hariyadi Eko. P
Malam yang kian larut di hari yang ke 16 ramadhan ini, memebrikan bebarapa pengalaman dan pelajaran yang tak pernah akan ku lupakan. Bulan ramhdan adalah salah satu bulan yang paling mulia dari bulan-bulan yang lain. Di bulan yang penuh dengan ridho Allah, kita akan dapat menjadikan bulan ini sebagai waktu bagi kita untuk merenungkan apa yang telah kita lakukan selama hidup. Selama kita menjalani kehidupan mungkin jarang sekali kita untuk berbagi kepada saudara-saudara yang merindukan hangat peluk dan senyum kita. Mungkin saja di bulan yang lain kita hanya bise tersenyum melihat betapa banyak saudara kita yang harus hidup di garis kemiskinan. Tidur beralaskan Koran, makan seadanya.
Di bulan yang penuh dengan ridho Allah ini, jangan lah kita melakukan sesuatu hanya berharap pahala yang ia berikan, namun bagaimana kita hari ini melakukan sesuatu untuk mengharapkan ridhonya. Di bulan yang penuh ridho Allah ini, ternyata tak menyulutkan teguran Allah kepada kita. Apakah teguran itu berupa bukti sayangnya ia kepada kita ataukah teguran itu berupa pelampiasan amarahnya , karena dosa-dosa yang telah kita lakukan. Kita mendengar dan melihat berapa banyak saudara kita yang harus kehilangan nyawa di bulan ini, betapa banyak orang wanita yang menjadi janda, betapa banyak laki-laki yang menjadi duda, dan betapa banyak anak-anak yang harus menjadi yatim dan piatu.
Derita mereka adalah derita kita. Ketika derita itu dirasakan begitu perih maka perih itu akan kita rasakan pula. Namun bagaimana kita sebagai saudara yang katanya mersakan tapi tidak melakukan sesuatu bagi mereka. Sudah berapa banyak shalat yang kita lakukan, sudah berapa banyak, ibadah-ibadah yang lain kita lakukan namun sudah kah tergerak hati kita untuk membantu mereka. Uluran tangan kita sangat dan selalu di nantinya, walaupun mereka tak berkata, namun mereka sangat membutuhkan itu. Bulan ramdhan yang indah ini, bila kita berkumpul bersama keluarga, tertawa riang, bercanda gurau namun kini disekitar terdapat orang yang tawanya berganti air mata, gurauannya berganti teriakan kepedihan. Mampukah hati kita merasakan.
Koboi adalah pahlawan yang tidak pernah berharap mendapatkan balasan dari apa yang ia lakukan. Ia datang dari horizon menuju suatu daerah yang sedang tertimpa musibah, dan pergi setelah ia menyelesaikan masalah itu. Kita adalah di ibaratkan seperti koboi. Ketika penderitaan terlihat dimata, ketiak jeritan terdengar maka kita akan berada di sana dan pergi setelah derita dan jeritan itu hilang tanpa menharapkan ucapan terimakasis ataupun balasan dari mereka.
Pertanyaan yang besar mampukah kita melakukanya ? jawabanya pasti mampu. Apabila semua itu di mulai dari keyakinan dan niat yang tulus. Sekarang saatnya kita membuktikan kepada mereka bahwa kita hadir bukan hanya menjadi makhluk Allah yang Apatis, Prakmatis, dan Hedeonis. Namun kehadiran kita memnberikan mamfaat kepada mereka. Maka “ jadikan hidup kita bermamfaat bagi kita dan orang lain”. Semoga derita saudara-saudara kita yang tertimpa musibah gempa dapat teratasi. Dan yakinlah bahwa semua itu bukti sayangnya Allah kepada kita dan sebagai bahan renungan kita bersama.
Hariyadi Eko. P
* Penulis Kabid PTKP Komisariat Syariah *

Santai.....

Oleh : Hariyadi Eko. P
Sore yang mendung sekitar pukul 4 menyelimuti kota Pontianak. Di dalam kamar bersama leptop dan beberapa batang rokok aku pun memandangkan mata ini ditepi jalan. Kebiasan remaja di kota Pontianak yang selalu ramai bila matahari mulai terbenam. Satu perrsatu pemuda dan pemudi berkeluaran dengan kendaraan. Ada yang sendirian dan ada yang berjalan dengan pasangan.
Pontianak ibarat kota metropolitan yang penuh dengan beraneka ragam tingkah laku manusianya. Kehidupan di sini penuh dengan glamour tapi tidak semuanya. Baru beberapa hari pasca lebaran haji Pontianak terus diguyur hujan namun tak membuat pemuda-pemudi disini menutp diri untuk menghabiskan waktunya. Biasanya tempat yang menjadi tujuan mereka adalah kafe-kafe yang berada ditepi jalan yang menyediakan layanan Hospot. Namun ada juga yang menghabiskan waktu mereka nyantai dibundaran untan sambil melakukan aktivitas olahraga.
Liat saja aku dari kamat tempat menghabiskan waktu dapat melihat berbagai macam pakaian yang mereka pakai. Piker ku mereka ingin menarik perhatian lawan jenisnya. Satu persatu wanita muda mulai berkeluaran dari dalam gang dan mulai memamerkan diri mereka. Terkadang aku berfikir apakah mereka yang mengunakan pakaian yang beklum jadi itu tidak merasa kedingan. Di hari yang mendung begini aku saja merasa kedingan dengan pakaian yang serba tertutup. Tapi lihat mereka, mereka seakan santai dan tidak perduli dengan kesehatannya sendiri. Memakai pakain yang mudah dilihat dan mudah dihinggapi angin.
Tapi aku piker itu urusan mereka dan sebagai kaum adam aku hanya bisa menikmati tubuh yang selalu mereka pamerkan. Kini sebagian remaja sudah terbius dengan kehidupan ala artis. Mnganggap pakaian yang mereka gunakan mebuat daya tarik yang lebih bagi kaum adam. Namun tanpa mereka sdari mereke sudah kekurangan nilai dipandangan kaum adam. Aku selalu mengatakan kepada teman perempuan dikampus, seorang perempuan yang menutup dirinya dengan pakain rapi maka ia memilki nilai yang tak terhingga dan bahkan tidak dapat dihitung. Namun berbeda dengan wanita yang membuka dirinya dengan pakaian ala artis. Wanita yang selalu membuka dirinya dengan pakain ala artis itu nilainya dimata lelalki tak seberapa bahkan dapat dinilai dengan nominal dan tidak menutup kemungkinan nilai mereka di bawah nilai uang seribu.
Orang tua adalah seorang pendidik yangbertanggung jawab untuk mendidik anak-anaknya. Namun apa yang terajdi disekeliling kita menimbulkan pertanyaan. Seberapa besarkah peran orang tua terhadap pendidikan anak mereka ? sehingga banyak wanita yang masih sangat remaja harus berpakain yang tidak seronok. Memang penampilan fisik bukanlah yang menjadi penilaian utama, tapi secara tidak langusng itu akan membuat pola piker yang negative terhadap mereka sendiri dan jauh dari apa yang disyariatkan agama. M
Mungkin dunia sudah terbalik. Ataukah pola piker kita yang terbalik. Melihat realita yang terjadi ini. Sekarang bukan banyak lagi tapi seluruh laki-laki lebih sopan dari pada perempuan. Lelaki dapat menempatkan dirinya. Liat saja pakaian yang kaum adam pakai tidak ada yang setengah jadi. Tapi kini banyak kaum hawa yang menggunakan pakian yang setengah jadi dan ini membuat banyak sekali kriminalitas terjadi. Betul kata seoarng pepatah yang menghancurkan kehidupan itu hanya ada tiga, pertama harta, kedua tahta dan ketiga adalah wanita. Ini bukan hanya PR orang dan ulama, tapi ini Pr kita bersama dalam menyadarkan prilaku yang menyimpang. Semoga saja semakin dewasa maka pola piker mereka juga dapat berubah.
Diri ini bukan lam manusia yang sempurna, tapi setidaknya kita mengurangi kemaksiatan yang kian terjadi.

Rezeki di tanggal 1 Agustus 2009

Oleh: Hariyadi Eko.p

Matahari telah menyinari sabtu pagi, pagi yang cerah membuat sekelompok orang di kampus tepatnya di sekretariat Badan eksekutif Mahasiswa ( BEM ) terbangun. Satu persatu mereka mulai di sibukan dengan urusan pribadi, sebut saja, Deby mantan pengurus BEM ini sibuk dengan penyapu, memebersihkan ruangan agar tak kelihatan kusam. Sugeng, mantan Presiden mahasiswa tahun 2006 ini langsung bergegas mengambil sebuah leptop yang berada di dalam ruangan hanya untuk bermain facebook. Bak makanan ia pun tak teringat untuk mandi. Ilyas sibuk dengan HP kusam dan perlatan elektroniknya, bakat terpendam yang ia miliki memang tak sesuai dengan jurusan kuliah yang ia ambil.

Ekos masih terlelap tidur dan tak menghiraukan orang-orang di sekelilingnya, maklum saja malam tadi ia harus lebur karena harus antri semalaman hanya untuk bermain facebook. Ahmed yang juga mantan anggota BEM di sibukan dengan membeli sebongkah es batu, setiap hari kami yang berada di kem ini selalu membeli sebuah es batu hanya untuk di carikan dan sebagai air minum. Sedangkan aku….lekas bergegas mencari air untuk menggosok gigi, sambil menunggu leptop yang di gunakan teman. Sabtu pagi di kampus yang penuh dengan kekosongan aktivitas karena libur, membuat kami leluasa untuk menguasai. Seluruh anngota BEM entah kemana sehingga sekretariat BEM dapat kami gunakan sebagai kost sementara.

Kesibukan para pengelana masih saja berlangsung. Dari belakang kem terdengar kesibukan. Kesibukan yang memberikan aroma harum dan membuat semua penghuni ini terasa lapar. Harum itu bak haruk ayam kaldu bagi siapapun yang mencium harumnya maka semua akan mengira di kem ini sedang ada acara makan besar. Ya…….aroma ayam kaldu itu berasal dari 5 bungkus mi instant yang beraromakan kaldu. Satu persatu personil yang di sibukan dengan aktivitas mulai mendekat, ekos yang tertidur lelap, terbangun dan bergegas duduk bersama hanya untuk melahap ayam kaldu yang berasal dari 5 bungkus mi instant. Namun ada seorang yang benar-benar tidak menghiraukan makan itu. Sebut saja sugeng rohadi mantan presiden mahasiswa STAIN ini tak berani meninggalkan tempat duduk dan aktivitasnya. Hanya karena ketakutan kalau-kalau leptop yang berada di depannya akan di ambil.

Mau tahu mengapa …karena ada beberapa orang yang berada di kem ini sedang di landa virus facebook, sehingga semenit saja meningglakan barang elektronik ini maka tak ada kesempatan kedua untuk bermain fb. Dan aku harus menahan perasaan, hasrat ingin bermain fb harus ku pendam sedalam-dalam mungkin karena sang raja fb ( SR) sudah menguasai kursi empuk kekuasaan Ha…ha…..namun di balik kesibukan semua orang yang berada di kem ini memiliki pikiran yang sama. ya pikiran yang sama dengan satu persoalan yaitu bagaimana hari ini kita semua bisa menikmati sepiring nasi tanpa harus membayar. Tanpa harus merogoh uang yang sudah tak ada lagi menginap di saku celana.

Menikmati songgok nasi tanpa harus membayar ternyata bukan hanya mimpi itu semua akan menjadi kenyataan. Karena hari ini dadang teman sekampus kami hari ini akan mengadakan pesta pernikahannya. Pesta pernikahan yang bertempat di daerah kakap nun jauh di mata dengan jarak tempuh kurang lebih 45 menit perjalanan menggunakan kendaraan tak membuat kami gentar. Hari mulai siang satu persatu penghuni kost sementara mulai kelelahan, ada yang tertidur dan ada yang bergantian untuk bermain fb. Ya..akhirnya aku mendapatkan giliran….sebelum ku lanjutkan ada yang tertinggal cerita nya, sekitar pukul 8 tadi ada suara wanita yang memanggil-manggil dari luar. Suara yang begitu ku kenal membuat ku bergegas keluar untuk melihat. Hem…hem ternyata benar ka. Yaya seorang wanita yang menganggap ku sebagai adiknya kini berada di hadapan mata. Sudah beberapa minggu kami tak ketemu dan sudah lama tak ada komuniksi, dan baru kali ini aku melihatnya kembali. Ups……sampai di sini kita lanjutkan lagi cerita yang terputus tadi. Menadapatkan giliran setelah menunggu berjam-jam membuat aku berfikir untuk sebagai “penguasa”. Hari ini tak ada seorang pun yang boleh mengganggu. Karena sang penguasa sudah kembali. Namun waktu terus begitu berlalu terdengar suara teraikan dari masjid pertanda waktu shalat dzuhur telah datang. kesibukan bersama leptop pun harus berakhir.
Kembali bermain fb untuk menemani hari sepi. Di fb bukan hanya sebagai pelampiasan namun menacari teman-teman baru di dunia maya. 3 jam waktu bermain terasa begitu sebentar, ku lihat jarum jam sedikit demi sedikit mulai mengarah pada angka 3. Namun di balik angka 3 ada sesuatu rezeki yang akan kami aku dan teman-teman dapatkan. Usai shalat ashar satu persatu personil mulai membenahkan diri, ada yang bergegas mandi dan ada pula yang hanya memnggunakan minyak pewangi. Kakap, sungai rengas adalah tempat yang akan kami tuju, di sana ada sebuah pesta pernikahan. Antara seorang mahasiswa dan seorang anak kepala desa. Sang calon suami adalah teman kami di kampus jadi moment-moment bahagia seprti ini tidak akan pernah kami lewatkan, karena tak akan terulang ke dua kali bagi dadang dan kami.
Semua sudah siap sekitar 8 motor lebih akan peri bersama, 1 jam perjalanan tak membuat gentar. Sesampainya di tempat pesta pernikahan kami seluruh sahabat sang mempelai laki-laki di persilakan masuk untuk menikmati makanan. Yap……tanpa basi-basi beberapa pengelana mulai beraksi untuk membasmi. Usai makan sifat jahil keluar, hasrat ingin menghibur pun terlintas di pikiran ku. Ku lihat di depan tenda pesta ada sebuah panggung berisikan band dan para penyanyi dan itu akan aku mamfaatkan. Sebut saja ekos kawan yang besar tinggi ini akan menjadi korban kejahilan. Ku panggil seorang pria yang sedikit sudah tua, untuk memberitahukan kepada Msi bahwa ekos ingin menyumbang sebuah lagu.
Aku tertawa, dari atas panggung Msi pun memberikan teriakan kepada ekos untuk naik keatas panggung dan menyumbangkan lagu. Bagaimana pun caranya menghelak ia akhirnya mengikuti kemauan kami. Mau tidak mau dengan suara yang begitu bagus bak burung gagak ia pun bernyanyi. Untung saja di atas pengung ada beberapa teman yang menemaninya bernyanyi sehingga di sana ia tak sendiri. Tertawa riang sebagai penutup ketika ekos mengakhiri sebuah lagunya. Hari semakin sore, kami pun ingin bergegas pulang. Satu persatu sahabat mulai menyalami. Pelukan hangat sang sahabat membrikan pertanda bahwa kebahagian yang di rasakan dadang adalah kebahagian kami juga. Ketika aku memeluk teman ku yang menikah ini aku hanya memberikan pesan “motor jangan lupa di kembalikan” tertawa di tengah pesta tak ku hiraukan. Ya….sepeda motor ku pinjamkan kepada nya. Adzan maghrib telah terdengar, kami pun melakukan shalat berjamaah di salah satu rumah warga. Usai shalat kami pun kembali pulang karena perang ( makan ) sudah usai.
Rezeki di tangal 1 agustus belum berakhir. Jauh perjalanan tak membuat ku lelah untuk bermain fb, mencari teman di dunia maya. Namun baru sebentar bermain, handpone ku berbunyi, ku anggkat ternyata yang menelponku adalah manta sang. Majikan. Ia menyuruh ku untuk pergi ke sebuah acara doorprize perusahaan. Dimana di sana ia mengatakan acaranya makan-makan dan bagi-bagi hadiah.

Pulang membawa sebuah kompor gas milik sang majikan. ………………………..bersambung di kisah selnjutnya…………

Memimpin Sebagai Amanah dari Rakyat & Tuhan

Oleh : Hariyadi Eko Priatmono (Adong)*
Pemilihan orang nomor satu baru saja kita laksanakan. Kawan-kawan mungkin sudah mendengar dan membaca baik di media elektronik maupun di media massa tentang siapakah bakal calon persiden yang akan memimpin negeri ini. Perlu di perjelas bahwa memimpin negeri ini adalah amanah yang paling besar.
Amanah yang di berikan rakyat kepada mereka agar mereka mampu membawa angin surga di tengah hembusan angin neraka. Angin neraka yang di maksud adalah kehidupan yang tiadak pernah pada ada perubahan. Negeri ini sudah beberapa kali terjadi penggantian pemimpin. Dari era Soekarno hingga era Susilo Bambang Yudhoyono. Sudah berapa puluh tahun negeri ini merdeka akan tetapi masih saja kesengsaraan menindas rakyat. Kesengsaraan dari sudut pandang ekonomi dan pendidikan masih mereka rasakan.
Kawan-kawan mungkin dapat melihat masih banyak saudara-saudara kita yang harus meminta-minta hanya demi sesuap nasi. Kemiskinan membuat mereka harus membutakan mata dan menulikan telinga akan hinaan dan hujatan orang-orang di sekitarnya. Kawan-kawan masih dapat melihat bahwa masih banyak saudara-saudara kita yang masih belum merasakan kesetaraan pendidikan. Kita selalu berharap dengan program pendidikan gratis yang diberikan pemerintah dapat menampung saudara-saudara kita yang sama sekali tidak pernah mengecap dunia pendidikan.
Terlepas program tersebut sebagai bahan-bahan kampanye, yang terpenting saat ini semua orang harus dapat merasakan pendidikan. Kita sebagai rakyat kecil yang selalu menjadi kelompok komoditi demi keberhasilan mereka untuk berkuasa. Kita selalu berharap mereka tidak membutakan mata ketika melihat masih banyak rakyat tertidur pulas di depan gedung-gedung yang hanya beralaskan Koran. Itu semua bukanlah kemauan mereka, tetapi karena janji-janji politikus yang begitu sejuk sehingga membuat kita percaya.
Kita sebagai rakyat jelata selalu berharap, mereka tidak menulikan telinga ketika mendengar teriakan, jeritan yang kita lontarkan. Jeritan yang merasakan indahnya hidup dengan kesusahan dan jeritan yang merasakan bahaginya menjadi kaum tertindas. Kita sebagai rakyat selalu berharap siapun yang menjadi pemimpin di negeri ini akan mampu membawa angin surga bagi kaum tertindas. Karena memimpin negeri ini adalah amanah dari Rakyat dan Tuhan.
Ini semua adalah pelajaran bagi kita semua yang berkeinginan untuk menjdi sang Pemimpin. Tak terkecuali pemimpin yang akan berkuasa di kampus ini. Kita berharap di pemilihan orang nomor satu di kampus ini adalah orang-orang yang benar-benar mampu mengemban amanah mahasiswa STAIN Pontianak, siapapun yang akan mencalonkan diri untuk menjadi pemimpim kampus ini harus memiliki sikap siap kalah dan siap menang. Legowo menerima kemenangan orang lain dan legowo menerima kekalahan diri sendiri.


*) Penulis adalah Calon Presiden Mahasiswa BEM STAIN Pontianak

Tegakan hukum di Negeri ini

Oleh : Hariyadi Eko. P
Salah satu fungsi hukum adalah alat penyelesaian sengketa atau konflik, disamping fungsi yang lain sebagai alat pengendalian sosial dan alat rekayasa sosial . Pembicaraan tentang hukum barulah dimulai jika terjadi suatu konflik antara dua pihak yang kemudian diselesaikan dengan bantuan pihak ketiga. Dalam hal ini munculnya hukum berkaitan dengan suatu bentuk penyelesaian konflik yang bersifat netral dan tidak memihak. Bila kita melihat kenyataan yang terjadi di negeri ini banyak kasus hukum yang terjadi belum mampu diselesaikan oleh penegak hukum.
Melihat kasus yang penegakan hukum yang terjadi di negeri ini, seakan-akan penegakan hukum hanya berlaku pada rakyat tertindas. Hukum hanya berlaku bagi rakyat yang tertindas tentu sangat merugikan sedangkan dikalangan atas hukum seakan-akan mampu diperjual belikan. Lihat saja kasus yang terjadi dengan Prita yang harus mendekap di ruangan sel hanya karena curhatan hatinya melalui dunia maya terhadap kualitas pelayanan salah satu rumah sakit. Dan kasus yang menimpa Prita mampu menimbulkan reaksi masyarakat yang merasakan bahwa ada ketidakadilan atas vonis hukuman yang dijatuhkan pengadilan terhadapnya. Sehinga timbullah sebuah gerakan solidaritas pengumpulan uang yang berbentuk koin untuk membantu Prita. Bila kita cermati bersama pada dasarnya gerakan yang pengumpulan koin untuk prita adalah sebuah teguran terhadap ketidakadilan penegakan hukum. Dan ini adalah salah satu kasus pengekan hukum yang dirasakan belum adil.
Pada dasarnya pelaksanaan hukum di Indonesia sering dilihat dalam kacamata yang berbeda oleh masyarakat. Hukum sebagai dewa penolong bagi mereka yang diuntungkan, dan hukum sebagai hantu bagi mereka yang dirugikan. Hukum yang seharusnya bersifat netral bagi setiap pencari keadilan atau bagi setiap pihak yang sedang mengalami konflik, seringkali bersifat diskriminatif, memihak kepada yang kuat dan berkuasa. Tentu saja ini dirasakan sangat merugikan kita yang secara status sebagai rakyat biasa. Salah satu kasus yang sedang hangat di masyarakat adalah penyelewangan dana talangan sebesar Rp. 6,7 T untuk bank Century. Kasus ini sangat geger karena ini menyangkut uang negara. Tentu dengan adanya tim pansus atau hak angket anggota dewan kita berharap bahwa pelaku penyelewengan dana talangan bank century dapat mempertangungjawabkan perbuatannya dihadapan hukum.
Sebagai rakyat tentu kita selalu berharap baik kepada penegak hukum, pemerintah, maupun wakil rakyat mampu memberikan perubahan atau melakukan revolusi terhadap penegekan hukum. Sehingga hukum di negeri ini tidak hanya berlaku bagai rakyat jelata sedangakan yang berkuasa harus bahagia karena mampu memperjualbelikan hukum yang ada. Prioritas penegakan hukum Inkonsistensi penegakan hukum merupakan masalah penting yang harus segera ditangani. Masalah hukum ini paling dirasakan oleh masyarakat dan membawa dampak yang sangat buruk bagi kehidupan bermasyarakat. Persepsi masyarakat yang buruk mengenai penegakan hukum, menggiring masyarakat pada pola kehidupan sosial yang tidak mempercayai hukum sebagai sarana penyelesaian konflik, dan cenderung menyelesaikan konflik dan permasalahan mereka di luar jalur. Cara ini membawa akibat buruk bagi masyarakat itu sendiri. Pemanfaatan inkonsistensi penegakan hukum oleh sekelompok orang demi kepentingannya sendiri, selalu berakibat merugikan pihak yang tidak mempunyai kemampuan yang setara. Akibatnya rasa ketidakadilan dan ketidakpuasan tumbuh subur di masyarakat Indonesia. Penegakan hukum yang konsisten harus terus diupayakan untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap penegakan hukum yang sangat dirindukan segenap rakyat Indonesia.

Makna kehidupan

Oleh : Hariyadi Eko. P
Hidup penuh dengan tantangan, tantangan itu sungguh terasa sulit ketika aku mengadapinya sendiri. Aku merasa hidup ini penuh dengan cobaan yang tak kunjung berhenti. Teringat kehidupan yang di alami kedua orang tua yang selama ini memberikan makna kehidupan. Kesusahan, kekurangan sudah mereka rasakan demi satu tujuan yaitu untuk anak-anak mereka. Aku terlahir dari keluarga yang berkecukupan, ayah ku adalah mantan pengojek yang telah menjelajahi beberapa wilayah yang ada di Kalimantan barat, sedangkan ibu adalah seorang anak desa yang memiliki cita-cita tinggi dan kini ia menjadi salah satu pendidik.
Tak perlu aku ceritakan perjuangan panjang mereka karena cukup bagi itu semua sebagai pelajaran. Terlahir dari keluarga yang sederhana dan cukup seadanya membuat kedua orang tua ku memdidik begitu indah. Dari perhatian kasih saying yang di berikan hingga teriakan yang selalu ku dengar ketika ke 4 saudara berbuat salah tak lain hanya ingin ke empat anaknya berhasil dan tidak hidup bermewah-mewahan, itu lah yang ku tanggap dari pendidikan yang mereka berikan.
Ayah adalah sosok yang begitu lembut terhadap anak-anaknya jarang sekali aku mendengar celotehan yang sangat keras kepada kami. Ia seakan-akan menjadi penyejuk ketika ibu marah. Ibu selalu memberikan kesan yang begitu keras, sehingga kami selalu berhati-hati dalam bertindak. Teringat cerita lucu di masa kecil yang begitu berkesan dan membekas di dalam hati. Aku dan beberapa saudara selalu kabur ketika ibu mulai marah. Kami selalu kompak apabila ada salah satu dari kami menjadi santapan nikmat oleh ibu. Tak pernah letih untuk mencari cara untuk merayu sang ibu. Semua itu kami sadari karena kesalahan sendiri sehingga mengundang kemarahan beliau.
Namun waktu terus berlalu tak terasa semua mulai berajak dewasa. Kedewasaan saudara-saudara ku semakin tampak ketika kami harus berpisah, ketiga saudara ku akan melanjutkan pendidikan yang membuat kami jarang bertemu. Saat-saat ini lah semakin terasa bahwa bagaimanapun bentuk suatu keluarga baik maupun buruk apabila berpisah tentu akan merasa kehilangan. Aku merasa dan berfikir bahwa didikan yang mereka berikan kepada kami tidak lain demi kebaikan kami sendiri terbukti ke tiga saudara ku kini sudah menjadi sarjana
. Di dalam tulisan ini aku ingin menorehkan cerita hidup yang selama ini aku pendam, aku ingin menuliskan cerita hidup yang ku jalani sehingga menjadi pelajaran banyak orang. Ku awali cerita ku ketika berumur 5 tahun. Di umurku yang masih munyil ini aku telah mersakan apa yang belum di rasakan anak-anak seumuranku. Kehidupan yang berkecukupan tak membuat orang tua ku untuk mengajarkan kemandirian. Aku di ajarkan untuk hidup mandiri agar kelak aku menjadi orang yag mampu hidup tanpa tergantung orang lain ini lah yang ku pahami dari didikan mereka.
Berjualan kelapa, menjajakan kueh, berjual kaset, menjadi penjahit sepatu semua sudah kurasakan demi membantu perekonomian keluarga. Ibu dahulu adalah seorang guru namun profesinya itu tak membuat nya malu untuk menjajakan kueh demi menambah pendapatan keluarga, itu semua tidak lain hanya lah untuk kami. Aku belajar dari kemandirian kedua orang tua ku. Aku merasa bahwa kemandirian tidak terbatas pada usia akan tetapi kemandirian harus di tanam sejak sedini mungkin. Mungkin inilah yang membuat ku merasa ikhlas untuk bekerja karena melihat kondisi keluarga yang masih membutuhkan banyak biaya. Gaji pegawai yang di terima kedua orang tua ku tidak cukup untuk keluarga karena harus menutupi hutang-hutang yang ada. Akan tetapi kehidupan kami boleh di katakan penuh keindahan dan penuh cobaan. Manusia tidak akan pernah terlepas dari coabaan begitu lah kata mereka.
Masa-masa SD ku lalui dengan begitu bermakna. Sewaktu aku duduk di bangku SMP aku pernah menjadi seorang pelayang katin sekolah yang semua itu tak lain demi mendapatkan makanan gratis, ku buang semua rasa malu, yang ada di pikiran ini adalah aku harus belajar hidup dan bertahan hidup. Tapi itu semua bukan berarti kedua orang tua ku melepaskan tangggung jawabnya sebagai orang tua. Mereka tak pernah memaksa ku untuk melakukan semua itu. Akan tetapi itu semua ku lakukan dengan rasa keinginan tahuan. Massa SMP ku lalui begitu penuh bermakna karena banyak sekali pelajaran hidup yang telah ku dapatkan.
Membuka kios itu ku lakukan di massa SMA itu semua berangkat dari keinginan diri sendiri. Keinginan yang begitu besar tak lain hanya ingin belajar hidup mandiri. Dari hasil membuka kios ini aku mampu melengkapi kebutuhan yang ku inginkan, HP, Motor, SPP, jajan, itu semua mampu ku penuhi dari hasil berjualan bensin. Kehidupan yang ku jalani tidak lain aku ingin merasakan dan memberikan makna pada hidup ini. Satu kalimat yang selalu menjadi pegangan hidup ini adalah aku ingin merasakan hidup susah terlebih dahulu, ingin mendapatkan sesuatu maka harus melakukan sesuatu.

Zakat Dan Fenomena Kemiskinan

Oleh : Hariyadi Eko. P
Menurut M. Yusuf Qardhawi zakat adalah tumbuh, berkembang,subur, atau bertambah. Dan Allah juga menjelaskan tentang zakat didalam surat Al-Baqarah : 267 yang artinya sedekah itu tidak mengurangi harta atau zakat dapat pula mensucikan atau membersihkan harta.
Sebagai umat muslim yang tergolong mampu, maka pada dasarnya kita memilki kewajiban untuk membantu sesame hamba Allah. Karena secara tidak langsung harta yang kita miliki itu terdapat hak-hak orang lain yang harus kita keluarkan atau kita berikan kepada merek. Didalam agama Islam zakat merupakan kewajiban dan terdapat disalah satu rukun islam. Dan zakat bukan hanya sekedar sekedar menegakan ajaran agama Allah, akan tetapi zakat lebih berdampak pada kehidupan sosial. Artinya zakat atau menzakatkan harta yang kita miliki termasuk pada golongan ibadah yang bersifat vertikal dan horizontal. Didalam buku M. Yusuf Qardhawi dijelaskan cirri-ciri orang yang berhak menerima zakat yang kita keluarkan, diantaranya :
1. Fakir Miskin
2. Amil Zakat
3. Ibnu Sabil
4. Golongan mualaf
5. Dana untuk memberdekakan budak
6. Orang yang berhutang dijalan Allah
7. Fisabilillah
8. Mashafiruzakat.
Sebagai negara yang mayoritasnya muslim tentu sudah diperlukanya suatu lembaga zakat yang dapat mengelola dan mendistribusikan zakat yang dikeluarkan oleh muzzaki. Di Pontianak khususnya dan Kalimantan Barat umumnya dapat kita lihat berdirinya lembaga amil zakat yang yang berada dibawah naungan pemerintah maupun pihak swasta. Dan semua lembaga itu bertujuan bagaimana dana zakat yang dikeluarkan muzzaki dapat dikelola secara baik. Sehingga dana tersebut dapat disalurkan kepada orang yang benar-benar membutuhkan. Namun kehadiran lembaga-lembaga zakat yang ada saat ini menimbulkan pertanyaan besar kepada saya. Apakah kehadiran lembaga zakat itu benar-benar berdampak pada perubahan perekonomian masyarakat muslim khususnya. Bukankah salah satu hikmah zakat itu adalah bagaimana zakat dapat memberantas kemiskinan. namun kehadiran lembaga-lembaga zakat tentu saja membutuhkan partsipasi atau kerjasama masyarakt muslim. Namun tentu saja kita berharap kehadiran lembag-lembaga zakat baik yang berada dibawah naungan pemerintah mapun swasta, setidaknya sedikit demi sedikit dapat teratasi. Sehingga tingkat kemiskinan dapat berkurang dan terbantu.

Persaingan Bank Syariah Lokal Dan Asing Dimulai

Oleh : Hariyadi Eko. P
Lembaga keuangan syariah akhir-akhir ini terus berkembang pesat. Dimana itu dapat kita lihat perkembagan lembaga keuangan syariah yang begitu pesat. Seperti yang dapat kita lihat dikota Pontianak dimana terdapat lembaga keuangan syariah, seperti Mandiri Syariah, BRI Syariah dan lain sebagainya.
Namun keahdiran lembaga keuangan syariah dikota Pontianak akan semakin panas dengan hadirnya lembaga keuangan syariah ari pihak asing. Tentu hal ini harus memberikan motivasi kepada lembaga keuangan syariah local untuk memerikan pelayanan yang baik sehingga dapat memberikan tingkat kepercayaan kepada nasabah-nasabahnya. Seperti yang dikitip salah satu surat kabar lokal, dimana industri perbankan syariah harus siap bersaing dengan investor luar yang berasal dari timur tengah yaitu Bank of Abu Dhabi, Pontianak Post, 8 Desember 2009 ). Persaingan ini adalah salah satu tantangan yang akan dihadapi lembaga keuangan syariah local. Bagaimana strategi mereka untuk mempromosikan kelebihan lembaga keuangan syariah local ditengah masyarakat. Apabila kita berbicara permasalah lembaga keuangan syariah yang katanya menggunakan landasan Al-Qur’an dan Hadits. Namun yang perlu diketahui bahwa pada dasarnya lembaga keuangan syariah bukan hanya dilihat dari aspek ayat yang digunakan akan tetapi lebih pada praktek yang mereka jalankan. Namun yang membedakan lembaga keuangan syariah dan konvensional adalah pada system yang dijalankan. Dimana lembaga keuangan syariah tidak mengenal bunga akan tetapi system yang digunakan adalah bagi hasil dan sebaginya. Dimana hal ini dapat dibuktikan dengan firman Allah SWT. Didalam surat Al-Baqarah : 278, Allah mengatakan “ Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kamu kepada Allah dan tinggalkanlah sisa riba ( yang belum dipungut ), jika kamu orang-orang beriman maka jika kamu tidak mengerjakan ( meninggalkan sisa riba ) maka ketahuilah bahwa Allah dan Rasulnya akan memerangi mu. Dan jika kamu bertaqwa ( dari pengambila riba ) maka bagimu pokok hartamu, kamu tidak menganiaya dan tidak pula dianiaya, ( Al-Baqarah : 278 ). Menurt M. Faruq An-Nababan di dalam buku system ekonomi isalm dikatakan bahwa ekonomi islam bukan hanya ekspresi syariah yang akan memberikan eksitensi sistem islam ditengah-tengah eksitensi berbagai sistem ekonomi modern, ( 1986 ; 17 ). Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa pada dasarnnya lembaga keuangan syariah bukan hanya sebagai lembaga keuangan yang bersifat penyaing terhadap lembaga keuangan konvensional namun lebih pada pandangan islam yang kompleks yaitu aqidah islam dengan nuansa yang luas dan target yang jelas. Apabila kita cermati bersama dari apa yang dijelaskan diatas kehadiran lembaga keuangan syariah asing dikota Pontianak akan sangat membatu apa yang dicita-citakan lembaga keuangan syariah tersbut. Maksudnya adalah kehadiran lembaga keuangan syriah asing pada dasarnya bukan hanya sekedar untuk mencari keuntungan melainkan memiliki tujuan yang salam yaitu bagaimana masyarakat dapat terlepas dari sistem perekonomian yang menghalalkan sistem bunga ataupu riba. Sehingga persaingan yang akan dihadapi lembaga keuangan syariah lokal maupun asing bukan hanya semata-mata karena bisnis akan tepai lebih pada perbaikan aqidah. Bila saja kita cermati bersama riba maupun bunga yang menjadi dasar sistem lembaga keuangan konvensional sampai hari ini belum mampu memberikan dampak yang baik pada kehidupan perekonomian masyarakat. Walaupun kehadiran lembaga keuangan syariah asing yang akan bersaing denga lokal, tentu semua itu tidak akan mengilangkan tujuan utamanya yaitu lembaga keuangan syariah lebih berperan pada perbaikan aqidah umat manusia.

Kampus Ku Oh Kampus Ku

Oleh : Hariyadi Eko. P
Sekolah tinggi agama islam negeri ( STAIN ) Pontianak adalah perguruan tinggi yang berbasis islam dan salah satu perguruan tinggi negeri islam yang dimiliki provonsi Kalimantan Barat. perguruan tinggi ini memliki 3 jurusan diantarnya adalah jurusan Pendidikan agama Islam, Syraiah, dan Dakwah.
Disatu sisi tentu kita sebagai mahasiwanya merasa bangga namun disisi lain ada yang sangat merintis hati. Bila saja kita melihat kondisi STAIN yang kian jauh dari perguruna tinggi lainnya. Mulai dari fisik hingga fasilitas perkuliahan yang kurang memuaskan. Salah satu masalah yang dihadapi kampus, bila saja hujan turun kampus ku bagaikan sungai yang begitu luas. Sebagai mahasiswa tentu kita merasa sedih dan prihatin melihat kondisi yang terjadi dikampus. Namun hal ini tidak menyurutkan keinginan mahasiswanya untuk menempa ilmu. Tetapi sebagai penghuni kampus tentu kita berhak memberikan kritikan dan solusi kepada pihak yang bertanggung jawab. Kritikan dan saran yang diberikan mahasiswa kepada pihak yang bertanggung jawab setidaknya dapat memberikan perubahan-perubahan kampus yang lebih dimasa depan. Terlepas dari permasalahan banji mahasiswa juga harus disibukan dengan kurangnya lahan pakir yang disediakan. Sebagia perguran tinggi yang menampung ribuan mahasiswa yang notabennya menggunakan kendaran tentu sangat membutuhkan lahan parkir yang luas sehingga kendaran yang digunakan mahasiswa dapat tertata dengan rapi dan teratur. Belum lagi permasalahan pratikum dan ruang kelas yang kurang kondusif tentu sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran. Semua ini adalah sebagian kecil permasalah yang dihadapi mahasiswa. Tentu saja kita berharap kepada pihak yang bertanggung jawab dapat secepatnya menyelesaikan masalah-masalah ini. Disela pemilihan ketua STAIN yang baru tentu kita berharap siapapun yang akan terplih nanti dapat lebih memperhatikan apa yang sebenarnya dibutuhkan. Sehingga permasalah-permasalahan yang dihadapi kampus hari ini tidak akan terulang dimasa yang akan datang. Yang harus dipahami adalah jangan pernah biarkan mahasisa menjadi korban dalam perebutan kekuasaan. Kita tentu berharap STAIN dapat menjadi contoh untuk perguruan tinggi lainnya. Bukan hanya meningkatkan kuantitas akan tetapi lebih ditekankan bagaimana peningkatan kualitas mahasiswanya. Sehingga mampu bersaing dengan para calon-calon sarjana dari perguran tinggi lainnya.

Siapa Yang Pantas Memimpin STAIN Pontianak

Oleh : Hariyadi Eko. P
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri ( STAIN ) Pontianak adalah salah satu perguruan tinggi yang berbasis Islam dan satu-satunya perguruan tinggi negeri yang ada di Kalimantan Barat. sebagai salah satu lembaga pendidikan yang berbasis Islam maka sudah tentu diharapka mahasiswa yang melanjutkan pendidikannya di STAIN diharapkan mampu berkiprah dan mengabdi dimasyarakat dalam bidang keagamaan.
Sebagai salah satu lembaga pendidikan tentu saja akan banyak pelajaran yang akan kita pahami, baik bersifat keilmuan maupun pelajaran tentang system demokrasi yang dianut negara ini. Salah satu bentuk demokrasi itu adalah dimana akan diadakannya pergantian ketua STAIN yang selama ini sudah mengabdikan dirinya. Sebagai masyarakat kampus yang katanya adalah kaum intelektual muda, sudah tentu kita berharap yang akan memimpin STAIN adalah orang yang benar-benar berkualitas. Sehingga harapan yang selama ini dicita-citakan dapat terwujud. Kita selalu berharap siapapun yang akan memimpin kampus STAIN Pontianak seharusnya mampu memberikan terobosan-terobosan baru. Maksudnya adalah ketua STAIN yang baru nanti mampu melihat peluang-peluang kedepan yang akan membawa persaingan dalam dunia pekerjaan. Mungkin saja sebagian atau seluruh warga kampus ini berharap kepada pemimpin kampus yang beru kelak, mampu menyerap aspirasi mahasiswanya. Setidaknya apa saja yang sangat dibutuhkan mahasiswa hari ini dapat dipenuhi. Jabatan adalah amanah yang harus dipertanggungjwabkan. Seperti calon-calon wakil rakyat berkoar-koar memberikan janji kepada masyarakat, namun ketika terpilih apa yang kita dapatka. Tentu kita berharap kepada calon ketua STAIN yang akan mengikuti pertarungan pesta demokrasi ini tidak hanya memberikan janji-janji manis yang hanya meninabobokan para pemilihnya. Pemilihan umum ini boleh saja kita katakana sebagai pesta demokrasi yang terdapat di kampus kita. Dan salah satu bukti akan adanya perubahan-perubahan yang lebih baik kedepanya. Maka dari itu kita berharap kepada siapapun yang akan terpilih sebagai ketua STAIN Pontianak nanti mampu melihat apa saja fasilitas yang kurang dan sangat dibutuhkan bagi mahasiswanya.

Zakat dan Fenomena Kemiskinan

Oleh : Hariyadi Eko. P
Menurut M. Yusuf Qardhawi zakat adalah tumbuh, berkembang,subur, atau bertambah. Dan Allah juga menjelaskan tentang zakat didalam surat Al-Baqarah : 267 yang artinya sedekah itu tidak mengurangi harta atau zakat dapat pula mensucikan atau membersihkan harta.
Sebagai umat muslim yang tergolong mampu, maka pada dasarnya kita memilki kewajiban untuk membantu sesame hamba Allah. Karena secara tidak langsung harta yang kita miliki itu terdapat hak-hak orang lain yang harus kita keluarkan atau kita berikan kepada merek. Didalam agama Islam zakat merupakan kewajiban dan terdapat disalah satu rukun islam. Dan zakat bukan hanya sekedar sekedar menegakan ajaran agama Allah, akan tetapi zakat lebih berdampak pada kehidupan sosial. Artinya zakat atau menzakatkan harta yang kita miliki termasuk pada golongan ibadah yang bersifat vertikal dan horizontal. Didalam buku M. Yusuf Qardhawi dijelaskan ciri-ciri orang yang berhak menerima zakat yang kita keluarkan, diantaranya :
1. Fakir Miskin
2. Amil Zakat
3. Ibnu Sabil
4. Golongan mualaf
5. Dana untuk memberdekakan budak
6. Orang yang berhutang dijalan Allah
7. Fisabilillah
8. Mashafiruzakat.
Sebagai negara yang mayoritasnya muslim tentu sudah diperlukanya suatu lembaga zakat yang dapat mengelola dan mendistribusikan zakat yang dikeluarkan oleh muzzaki. Di Pontianak khususnya dan Kalimantan Barat umumnya dapat kita lihat berdirinya lembaga amil zakat yang yang berada dibawah naungan pemerintah maupun pihak swasta. Dan semua lembaga itu bertujuan bagaimana dana zakat yang dikeluarkan muzzaki dapat dikelola secara baik. Sehingga dana tersebut dapat disalurkan kepada orang yang benar-benar membutuhkan. Namun kehadiran lembaga-lembaga zakat yang ada saat ini menimbulkan pertanyaan besar kepada saya. Apakah kehadiran lembaga zakat itu benar-benar berdampak pada perubahan perekonomian masyarakat muslim khususnya. Bukankah salah satu hikmah zakat itu adalah bagaimana zakat dapat memberantas kemiskinan. namun kehadiran lembaga-lembaga zakat tentu saja membutuhkan partsipasi atau kerjasama masyarakt muslim. Namun tentu saja kita berharap kehadiran lembag-lembaga zakat baik yang berada dibawah naungan pemerintah mapun swasta, setidaknya sedikit demi sedikit dapat teratasi. Sehingga tingkat kemiskinan dapat berkurang dan terbantu.

Hak Angket Anggota Dewan Dalam Permasalahan Skandal Bank Century

Oleh : Hariyadi Eko. P
Bank adalah lembaga keuangan yang memiliki peran dan fungsi dalam perekonomian. Indonesia adalah salah satu negara yang berkembang baik dalam bidang perekonomian maupun yang lainnya. Namun dibalik perkembangan yang ada saat ini, tidak melepeaskan Indonesia dari permasalahan-permasalahan yang membuat negeri ini tercoreng baik dimata negara asing maupun kepada rakyatnya sendiri.
Bila saja berbicara masalah yang ada dinegeri ini, mungkin saja dari jaman orde lama hingga sekarang masalah-masalah tetap saja tidak berkurang. namun dibalik semua itu tentu pemerintah dan yang bertanggung jawab terhadap kesetabilan negeri ini haruslah mulai berbebah diri. Permasalahan-permasalahan klasik dinegeri ini terus saja berulang,seperi pengangguran, kemiskinan, bahkan skandal korupsi yang kian melejit. Belum lagi carut marus penegakan hukum yang ada dinegeri ini yang kian tak terselesaikan namun masih dalam proses yang sedang dijalankan. Ada isu yang berkembang dimasyarakat entah benar atau tidak dan ini perlu pembuktian. Institusi POLRI dikabarkan terlibat suatu scenario “ pengkerdilan” lemebaga pemberantasan korupsi. Padahal kita tahu bahwa POLRI adalah salah satu lembaga yang bergerak pada penegakan hukum. Bila saja ini benar maka tentu akan mencoreng hukum yang berlaku di negeri ini. Namun bila tidak maka perlu pembersiahan nama baik, agar tidak menjadi isu yang ingin menjatuhkan POLRI dimata rakyatnya. Dalam tulisan kali ini saya ingin mencoba menganngkat permasalahan yang terjadi pada lembaga keuangan kita yaitu Bank Century. Kabar yang kita dapat baik dimedia masa bahwa bank century mengalami kegagalan dalam pengelolaan keuangannya sehingga ini banyak merugikan nasabah yang menginvestasikan uangnya kepada lembaga keungan tersebut. Hal ini membuat para nasabah merasa dirugikan. Berbagai carapun dilakukan agar uang yang mereka investasikan dapat kembali. Salah satu cara yang dilakukan pihak nasabah adalah melaporkan penanggung jawab utama bank century kepda pihak yang berwajib. Cara ini dianggap langkah yang paling efektif. Melihat kondisi yang terjadi peda bank century pemerintah kemudian mengambil inisiatif guna menyelamatkan bank tersebut. Sri mulyani dan konconya pun mulai membahas langkah apa yang akan diambil dalam permsalahan ini. Dimedia masa kita mendengar bahwa Sri Mulyani mengatakan bahwa bila saja bank ini tidak dibantu maka akan berdampak sistemik pada perekonomian negara ( baca : bank-bank lain ). Sehingga keputusan yang diambil Sri Mulyani dan konco-konconya adalah membantu bank tersebut dengan memberikan bantuan sebersa Rp. 6,7 Triliun. Dan diharapkan dana ini dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi bank tersebut. Namun apa yang terjadi pada dana tersebut. Dana yang dicucurkan pemerintah pada akhirnya menimbulkan masalah yang menuju pada permasalah korupsi. Tentu saja hal ini perlu dibuktikan. Apakah benar dana sebesar Rp. 6,7 T itu sudah salah sasaran. bila saja dan sebesar itu dialokasikan pendidikan dan kesehatan tentu hari ini kita dapat merasakan pendidikan dan kesehatan gratis. Informasi yang kita dengar bahwa dana bantuan pemrintah yang diperuntukkan kepada bank century itu ternyata harus raib. Dan dana itu dicurigai masuk pada salah satu partai yang ikut pada pesta demokrasi tahun 2009. Sekali lagi kita harus berfikir jernih dalam permasalahan ini. Negeri ini diisi oleh para wakil rakyat yang dipilih dan semua yang ada di negeri ini akan bertanggung jawab terhadapa apa yang sedang dihadapi. Bentuk rasa tanggung jawab rakyat itu dibuktikan dengan dipilihnya para wakil rakyat. Dimana para wakil rakyat ini diharapkan dapat memperjuangkan apa yang dicita-citakan kita. Bukan sebaliknya para wakil rakyat atau para pejabat yang ada dinegeri ini malah bergimbara dalam kesengangan semata. Namun kali ini luka yang dirasakan rakyar sedikit terobati, melihat gerakan yang dilakukan komisi XI DPR pusat dalam permasalahan bank century yang sangat merugikan negara. Dengan hak angket anggota dewan, dewan setidaknya dapat mengusut secara tuntas permsalahan yang terjadi pada penyucuran dana sebesar RP. 6, 7 T yang diberikan pemerintah kepada bank century. Dan kita sangat berharap oknum-oknum yang mengambil keuntungan dalam kesempitan ini dapat diseret menuju meja peradilan.

Kinerja Belum Nampak Gaji Menteri Sudah Mau Naik

Oleh : Hariyadi Eko. P
Baru beberapa hari kita seluruh warga negara Indonesia bersama-sama menyaksisakan pelantikan Presiden dan Wakil Presiden yang baru. Dan berselang beberapa hari kita juga mendengar pidato presiden tentang jajaran Kabinet. Namun dibalik semua itu ada sebuah kabar yang mengejutkan dimana SBY menyatakan bahwa aka nada kenaikan gaji bagi mentri-mentri yang menjadi jajaran pemerintahannya. Tentu kabar ini sangat mengejutkan pasalnya kita belum melihat kinerja yang dilakukan para mentri.
Seperti yang di informasikan salah satu surat kabar local Pontianak, dimana akan ada rencana kenaikan gaji mentri sekitar 300% dan hal ini dikuatkan dengan pengakuan yang disampaikan wakil ketua DPR. Anis Matta mengakui memang ada rencana pembahasan kenaikan gaji mentri. Anis pun mengatakan bahwa gai mentri untuk saat ini masih tergolong kecil bila saja dibandingkan dengan anggota dewan. Yang menjadi permasalahan hari ini adalah bukan bukan terlerak pada berapa atau seberapa jumlah gaji yang akan diterima oleh para mentri yang duduk di dalam jajaran kebinet SBY. Namun persoalan ini terletak pada kinerja atau program kerja yang akan mereka lakukan, sehingga ini menjadi tolak ukur apakah pantas atau tidak para mentri mendapatkan gaji yang besar sedangkan kerjanya saja belum kelihatan. Hari ini rakyat Indonesia sangat membutuhkan bukti dari janji-janji yang disampaikan SBY dan pasangannya pada saat kampanye. Dimana janji itu dimulai permasalahan pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan semua itu akan menjadi prioritas pemerintahan SBY kedepan. Hari ini rakyat indoensia sangat merindukan apa yang menjadi janji-janji manis SBY saat berkampanye. Kenyataan yang dapat kita lihat bahwa ternyata masaih banyak kalangan masyarakat bawah yang belum mersakan pendidikan. Kesehatan walaupun pemerintah memberikan JAMKESMAS tetapi masih saja masyarakat kalangan bawah dipandang sebelah mata. Dengan berbagai alasan yang membuat masyarakat bawah harus sedikit tertindas. Bila kita melihat dalam tataran kesejahtraan kehidupan ternyata masaih banyak masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan. belum lagi masalah ekonomi yang menjadi pusat kehidupan di negeri ini. Pengangguran salah satunya, seakan-akan negeri ini mencetak para pengangguran. Bukan karena tidak ada kemauan akan tetapi susahnya lapangan pekerjaan membuat sebagian orang harus rela menjadi pengangguran. Bila saja kita berbicara masalah yang ada di negeri ini, kita akan merasa pesimis. Namun dibalik semua itu tentu masih banyak harapan masyarakat akan perbaikan-perbaikan dalam kehidupan yang berkelanjutan.

Benarkah Antasari Azhar “ Target” Operasi

Oleh : Hariyadi Eko. P
Pengakuan yang mengejutkan dari salah satu saksi sebut saja Wiliardi Wijard. Dipersidangan Antasari yang menjadi tersangka pembunuhan Nasrudin julkarnain. Wiliardi yang sebagai saksi memberikan pengakuan yang mengejutkan dirinya dipaksa oleh penyelidik untuk membuat pengakuan palsu yang menyudutkan dan berusaha menjadikan Antsari Azhar yang juga mantan ketua KPK ini sebagai pelaku utama dalam pembunuhan, ( Global TV, 10 November 2009 ).
Sebagian masyarakat tentu membrikan apreasi dengan penegakan hukum di bangsa ini. Dimasa-masa kepemimpinan sebelum SBY tidak ada bahkan jarang kita mendengar sebuah lembaga penegakan hukum baik, POLRI, KEJAKSAAN, dan KPK mengusut secara tuntas permasalahan korupsi. Korupsi adalah kriminilitas yang membunuh bahkan menghancurkan negeri ini secara perlahan. Dari perbuatan korupsi yang dilakukan pejabat-pejabat negara. Namun dimasa kepemimpinan SBY ada sebuah gerakan dari lembaga independen yang berani dan eksis bergerak pada permasalahan kasus korupsi. Dukungan untuk lembaga ini pun terus beredung dan berharap lembaga ini dapat bekerja secera serius dan tetap konsisten dalam menangani permasalahan yang menbuat negeri ini rugi. Antasari Azhar yang pada saat itu dipilih sebagai ketua KPK, sedikit demi sedikit mulai mewujudkan apa yang dicita-citakan negeri ini. Namun di tengah perjalanan Antasari Azhar harus terlibat masalah yaitu kasus pembunuhan berencana terhadap Nasrudin Zulkarnain. Pembunuhan berencana tersebut diduga karena permasalahan asmara antara istri Nasrudin yang ketiga dengan Antasari. Dan pada akhirnya terjadilah pembunuhan yang melibatkannya. Tidak butuh waktu lama bagi pihak POLRI untuk menangkap palaku pembunuhan itu. Mulai dari pelaku pembunuhan hingga otak pelaku itu sendiri. Dan hingga akhirnya Antasari pun harus mendekap dipenjara karena didiga sebagai otak dari segala rencana pembunuan ini. Namun disela perjalanan persidangan yang begitu panjang. Terdapat sebuah pengakuan yang mengejutkan dari salah satu saksi. Sebut saja Wiliardi Wizard. Ia mengaku pada saat persidangan bahwa kesaksian yang ia buat, itu semua karena paksaan oleh para penyedik. Tentu saja kesaksian ini membuat banyak orang terkejut. Dimana sebuah lembaga penegak hukum yang diharapkan mmapu melakukan penegekan hukum yang adil harus memiliki konspirasi untu menjatuhkan seseorang yang sedang bekerja dalam penuntasan atau pemberantasan kasus korupsi yang sedang terjadi di Negeri ini. Namun tentu saja hal ini diperlukan pembuktian yang objektif, sehingga masyarakat dapat memberikan penilain yang baik. Akan tetapi apabila itu semua benar maka masyarakat harus percaya lembaga hukum yang mana, bila saja melihat bahwa ketiga lembaga hukum ini terlilit permasalahan. Tentu ini mengurangi tingkat kepercayaan masyarakat. Tentu kita berharap aka nada revolusi hukum di negeri ini, sehingga masyarakat dapat kembali percaya kepada lembagaa atau instansi penegak hukum yang ada.

Menguapnya Permasalahan Dana Bansos

Oleh : Hariyadi Eko. p
Hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan ( BPK ) perwakilan Kal-Bar mengenai adanya indikasi kerugian daerah sebesar Rp. 22,14 miliar. Terkait penyaluran dana bantuan social Pemprov Kal-Bar ke KONI dan Fakultas Kedoktoran UNTAN. Bergulir ke Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK ), ( Tribun Pontianak, 27 Oktober 2009 ).
Korupsi adalah salah satu masalah yang dihadapi bangsa ini. Dimana dengan tindakan korupsi ini tentu sangat merugikan bangsa dan memberikan keuntungan bagi pelakunya. melihat permasalah ini tentu pemrintah tidak hanya tinggal diam. Lewat lembaga yang imdependen pemerintah berharap para pelaku korupsi dapat di tangkap. Dan inilah yang menjadi prioritas utama lembaga KPK. Permasalahan korupsi yang dihadapi negara ini sudah menjadi rahasia umum di tengah masyarakat. Mulai dari jajaran pemerintah hingga ke linit swasta korupsi tumbuh subur, bagaikan tanaman yang selalu diberi pupuk. Apabila kita mencermati seksama masalah korupsi yang dihadapi bangsa ini setidaknya akan menimbulkan pertanyaan kepada kita. Bukankah negeri ini sudah memiliki lembaga pemberantas korupsi yang bersifat independen, bukan semakin mengurangi niat para pelaku untuk berhenti menjamah uang melalui cara yang tidak halal. Kasus yang terjadi di Kalimantan Barat khususnya di pemerintahan KONI Kal-Bar, bahwa terdapat dugaan penyalahagunaan dana BANSOS yang melibatkan mantan ketua DPR Kal-Bar. Di kutip dari salah satu surat kabar lokal, bahwa terdapat penyalahgunaan penyaluran dana bantuan social Pemprov Kal-Bar ke KONI dan Fakultas Kedoktoran UNTAN. Walaupun pada dasarnya masalah ini hanyalah sebuah dugaan yang belum tentu kebenarannya, namun ini adalah salah satu potret atau gambaran yang dapat kita lihat. Hukum yang begitu berat seakan-akan hanya dianggap angin lalu. Korupsi merajarela tanpa harus takut dengan hukum yang berlaku. Kembali pada masalah yang terjadi di salah satu instansi di Kal-Bar. Ada pernyataan dari dekan Fakultas Kedoktoran yaitu Dr. Thamrin Usman DEA, membantah temuan BPK mengenai dugaan penyimpangan dana BANSOS Pemprov Kal-Bar, ia mengatakan bahwa semua dana sudah di buat surat laporan pertanggung jawaban, ( Tribun Pontianak, 27 Oktober 2009 ). Masalah dana BANSOS ini ibarat saling leper argument akan siapakah yang bertanggung jawab. Dan kali ini komisi pemberantasan korupsi akan kita lihat eksitensinya dalam menyelesaikan masalah penyalahgunaan dana BANSOS tersebut. Seperti yang saya katakan diawal tulisan ini. Korupsi terus merajarela dan hukum dipandang sebagai perdagangan yang dapat diperjual belikan. Pada dasarnya hukum tidaklah dapat diperjual belikan. Kita berharap bahwa penegakan hukum bukan hanya pada rakyat kecil tapi seluruh warga negara indoensia tak terkecuali siapa dia. Sehingga hukum yang berlaku dapat memberikan efek jera atas apa yang dilakukan.
Kinerja Belum Tampak Gaji Mentri Sudah Mau Naik
Baru beberapa hari kita seluruh warga negara Indonesia bersama-sama menyaksisakan pelantikan Presiden dan Wakil Presiden yang baru. Dan berselang beberapa hari kita juga mendengar pidato presiden tentang jajaran Kabinet. Namun dibalik semua itu ada sebuah kabar yang mengejutkan dimana SBY menyatakan bahwa aka nada kenaikan gaji bagi mentri-mentri yang menjadi jajaran pemerintahannya. Tentu kabar ini sangat mengejutkan pasalnya kita belum melihat kinerja yang dilakukan para mentri.
Seperti yang di informasikan salah satu surat kabar local Pontianak, dimana akan ada rencana kenaikan gaji mentri sekitar 300% dan hal ini dikuatkan dengan pengakuan yang disampaikan wakil ketua DPR. Anis Matta mengakui memang ada rencana pembahasan kenaikan gaji mentri. Anis pun mengatakan bahwa gai mentri untuk saat ini masih tergolong kecil bila saja dibandingkan dengan anggota dewan. Yang menjadi permasalahan hari ini adalah bukan bukan terlerak pada berapa atau seberapa jumlah gaji yang akan diterima oleh para mentri yang duduk di dalam jajaran kebinet SBY. Namun persoalan ini terletak pada kinerja atau program kerja yang akan mereka lakukan, sehingga ini menjadi tolak ukur apakah pantas atau tidak para mentri mendapatkan gaji yang besar sedangkan kerjanya saja belum kelihatan. Hari ini rakyat Indonesia sangat membutuhkan bukti dari janji-janji yang disampaikan SBY dan pasangannya pada saat kampanye. Dimana janji itu dimulai permasalahan pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan semua itu akan menjadi prioritas pemerintahan SBY kedepan. Hari ini rakyat indoensia sangat merindukan apa yang menjadi janji-janji manis SBY saat berkampanye. Kenyataan yang dapat kita lihat bahwa ternyata masaih banyak kalangan masyarakat bawah yang belum mersakan pendidikan. Kesehatan walaupun pemerintah memberikan JAMKESMAS tetapi masih saja masyarakat kalangan bawah dipandang sebelah mata. Dengan berbagai alasan yang membuat masyarakat bawah harus sedikit tertindas. Bila kita melihat dalam tataran kesejahtraan kehidupan ternyata masaih banyak masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan. belum lagi masalah ekonomi yang menjadi pusat kehidupan di negeri ini. Pengangguran salah satunya, seakan-akan negeri ini mencetak para pengangguran. Bukan karena tidak ada kemauan akan tetapi susahnya lapangan pekerjaan membuat sebagian orang harus rela menjadi pengangguran. Bila saja kita berbicara masalah yang ada di negeri ini, kita akan merasa pesimis. Namun dibalik semua itu tentu masih banyak harapan masyarakat akan perbaikan-perbaikan dalam kehidupan yang berkelanjutan.

Susilo Bambang Yudhuyono ( SBY ) Jilid II

Oleh : Hariyadi Eko. P
Siapakah yang tidak mengenal dengan sosok SBY. Seorang punawiraan anggota tentara yang mencalonkan dirinya dan terpilih menjadi Presiden di pemilihan umum 2004. SBY mampu melengserkan pesaing-pesaingnya dalam perebutan kursi nomor satu di Republik ini. Dan kali ini di pemilu 2009 rakyat Indonesia kembali memberikan keparcayaan kepada SBY untuk memimpin kembali bangsa tercinta dengan harapan mampu membawa perubahan yang lebih baik dari sebelumnya.
Pada pesta rakyat tahun 2004, SBY bersama Jusuy Kalla ( JK ) adalah pasangan presiden dan wakil presiden yang sangat startegis. Mengapa saya katakana seperti itu karena sang calon presiden adalah punawiraan tentara yang bergelar jendral. Secara pemahaman srategi maka beliau tidak diragukan lagi. Kecerdikan SBY pulahlah yang berusaha mencari pasangan yang memiliki pemahaman dalam bidang ekonomi. Karena negeri ini tidak akan pernah terlepas dari kegiatan perekonomian, maka dari itu dibutuhkan wakil yang mampu memahami dibidang tersebut. Pemegang ketua umum partai golkar yaitu Jusuf Kalla. Secara sejarah GOLKAR adalah salah satu partai yang sangat besar dan memilki sejarah panjang dalam perjalanan demokrasi di negeri ini. Bila kita bandingkan pengalaman yang dimiliki kedua partai ini tentu Golkar lah yang sangat memahami dalam pergulatan politik. Namun tak dipungkiri bahwa akhir-akhir ini golkar sedang mengalami masa yang kurang baik. Namun bila kita melihat jejak partai Demokrat yang boleh dikatakan baru berdiri seumur jagung sudah sangat jelas bahwa partai ini jauh lebih muda dari Golkar. Bila kita melihat koalisi ini kedua partai ini tentu tampak sangat jelas kecerdikan politik SBY guna untuk mencapai tujuannya di kursi nomor satu. Kurang lebih 5 tahun kepemimpinan SBY-JK ternyata kita sebagai rakyat masih saja merasakan kebijakan-kebijakan kepemimpinan mereka yang kurang berpihak kepada rakyat.
Di pemilahan umum tahun 2009 ini. SBY kembali mencalonkan dirinya Sebagi presiden yang ditemani Boediono. Figure sang pemimpin ini mampu menarik simpatik dan kepercayaan masyarakat untuk memilihnya kembali. Dengan janji-janji yang dilontarkan, sebagian rakyat Indonesia telah meyakinkan diri untuk memberikan kepercayaan kepada mereka guna menjalankan roda pemerintahan. Di masa kepemimpinan SBY dan JK kita mendengar dari media masa maupun media cetak bahwa roda kepemimpian mereka berhasil. Ini terbukti dengan menurunnya angka kemiskinan, pengangguran. Dan ini semua menjadi acuan bagi rakyat Indonesia. Apabila kita mengenang kembali kebijakan SBY, maka kita akan teringat bagaimana SBY menaikan harga BBM. Bensin dari harga Rp. 4.500 naik hingga Rp. 6.000 dan solar dari Rp. 4.000 naik menjadi Rp. 5000. Kebijakan yang diambil SBY ini dirasakan sangat memberatkan rakyat kecil. Pasalnya dengan kenaikan harga BBM, rata-rata harga kebutuhan pokok ikut melonjak naik. Mulai dari tarif angkot, dan lain-lain ikut melonjak. Penolakan pun terjadi, Mahasiswa, dan rakyat kala itu bersatu untuk menyampaikan keluhan-keluhan dari kebijakan yang diambil pemerintah. Atas gerakan bersama, pada akhirnya perjuangan rakyat membuahkan hasil. Harga BBM yang mulanya naik kembali normal. Selain itu kebijakan yang lain adalah pemindahan penggunaan dari minyak tanah ke gas. Kita sebagai rakyat Indonesia selalu berharap untuk kepemimpinan yang kedua kalinya ini SBY mampu menyerap masalah-masalah yang benar-benar dihadapi rakyat. Rakyat tentu berharap kebijakan-kebijakan kali ini mampu memperjuangkan rakyat tertindas.