Susilo Bambang Yudhuyono ( SBY ) Jilid II

Oleh : Hariyadi Eko. P
Siapakah yang tidak mengenal dengan sosok SBY. Seorang punawiraan anggota tentara yang mencalonkan dirinya dan terpilih menjadi Presiden di pemilihan umum 2004. SBY mampu melengserkan pesaing-pesaingnya dalam perebutan kursi nomor satu di Republik ini. Dan kali ini di pemilu 2009 rakyat Indonesia kembali memberikan keparcayaan kepada SBY untuk memimpin kembali bangsa tercinta dengan harapan mampu membawa perubahan yang lebih baik dari sebelumnya.
Pada pesta rakyat tahun 2004, SBY bersama Jusuy Kalla ( JK ) adalah pasangan presiden dan wakil presiden yang sangat startegis. Mengapa saya katakana seperti itu karena sang calon presiden adalah punawiraan tentara yang bergelar jendral. Secara pemahaman srategi maka beliau tidak diragukan lagi. Kecerdikan SBY pulahlah yang berusaha mencari pasangan yang memiliki pemahaman dalam bidang ekonomi. Karena negeri ini tidak akan pernah terlepas dari kegiatan perekonomian, maka dari itu dibutuhkan wakil yang mampu memahami dibidang tersebut. Pemegang ketua umum partai golkar yaitu Jusuf Kalla. Secara sejarah GOLKAR adalah salah satu partai yang sangat besar dan memilki sejarah panjang dalam perjalanan demokrasi di negeri ini. Bila kita bandingkan pengalaman yang dimiliki kedua partai ini tentu Golkar lah yang sangat memahami dalam pergulatan politik. Namun tak dipungkiri bahwa akhir-akhir ini golkar sedang mengalami masa yang kurang baik. Namun bila kita melihat jejak partai Demokrat yang boleh dikatakan baru berdiri seumur jagung sudah sangat jelas bahwa partai ini jauh lebih muda dari Golkar. Bila kita melihat koalisi ini kedua partai ini tentu tampak sangat jelas kecerdikan politik SBY guna untuk mencapai tujuannya di kursi nomor satu. Kurang lebih 5 tahun kepemimpinan SBY-JK ternyata kita sebagai rakyat masih saja merasakan kebijakan-kebijakan kepemimpinan mereka yang kurang berpihak kepada rakyat.
Di pemilahan umum tahun 2009 ini. SBY kembali mencalonkan dirinya Sebagi presiden yang ditemani Boediono. Figure sang pemimpin ini mampu menarik simpatik dan kepercayaan masyarakat untuk memilihnya kembali. Dengan janji-janji yang dilontarkan, sebagian rakyat Indonesia telah meyakinkan diri untuk memberikan kepercayaan kepada mereka guna menjalankan roda pemerintahan. Di masa kepemimpinan SBY dan JK kita mendengar dari media masa maupun media cetak bahwa roda kepemimpian mereka berhasil. Ini terbukti dengan menurunnya angka kemiskinan, pengangguran. Dan ini semua menjadi acuan bagi rakyat Indonesia. Apabila kita mengenang kembali kebijakan SBY, maka kita akan teringat bagaimana SBY menaikan harga BBM. Bensin dari harga Rp. 4.500 naik hingga Rp. 6.000 dan solar dari Rp. 4.000 naik menjadi Rp. 5000. Kebijakan yang diambil SBY ini dirasakan sangat memberatkan rakyat kecil. Pasalnya dengan kenaikan harga BBM, rata-rata harga kebutuhan pokok ikut melonjak naik. Mulai dari tarif angkot, dan lain-lain ikut melonjak. Penolakan pun terjadi, Mahasiswa, dan rakyat kala itu bersatu untuk menyampaikan keluhan-keluhan dari kebijakan yang diambil pemerintah. Atas gerakan bersama, pada akhirnya perjuangan rakyat membuahkan hasil. Harga BBM yang mulanya naik kembali normal. Selain itu kebijakan yang lain adalah pemindahan penggunaan dari minyak tanah ke gas. Kita sebagai rakyat Indonesia selalu berharap untuk kepemimpinan yang kedua kalinya ini SBY mampu menyerap masalah-masalah yang benar-benar dihadapi rakyat. Rakyat tentu berharap kebijakan-kebijakan kali ini mampu memperjuangkan rakyat tertindas.

0 komentar:

Posting Komentar